Masih Mencari Sosok Wakil Anies untuk Pilpres

Masih Mencari Sosok Wakil Anies untuk Pilpres

Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono--

RAKYATCIREBON.ID, JAKARTA - Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni'matullah Erbe mengatakan sesuai hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), memang mendorong Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai satu-satunya calon dari Demokrat untuk maju di Pilpres.

"Tentang 01 atau 02, diserahkan sepenuhnya kepada majelis tinggi partai dan DPP untuk meramu dan mengkaji peluangnya," kata Ni'matullah, Senin (19/9/2022).

Terkait paket Anies, Ni'matullah mengatakan sangat menyambut baik dan sangat bagus. "Apalagi tagline kami yang diinisiasi di Rapimnas adalah 'Bersama rakyat untuk perubahan dan perbaikan'," ujar Wakil Ketua DPRD Sulsel itu.

Artinya, posisi di Demokrat jelas, mau berubah dan tidak bersama rezim yang berkuasa sekarang. "Termasuk isu koalisi, Demokrat terus intens dengan PKS dan Nasdem. Termasuk partai lainnya," katanya.

Sementara Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid juga mengatakan saat ini DPP PKS dengan tim khusus terus intens membahas koalisi. Sejauh ini diakui masih dinamis.

Akan tetapi, dia mengakui bahwa pembahasan mengarah ke Anies-AHY itu memang ada di PKS.

"Memang betul PKS ada mengarah ke situ. Kita semakin mengerucut. Tapi, kita belum menetapkan apa-apa. Baik koalisi dan capres," jelansnya.

Untuk hubungan PKS dan Anies, punya histori di Jakarta. Hanya saja saat ini berbeda karena konteks Indonesia. Bukan lagi level provinsi.

"Jadi kita butuh komitmen Pak Anies ke depan untuk mengakomodir semua kalangan," ucapnya.

AHY sendiri, PKS melihat dia adalah figur muda dan sama-sama sebagai partai oposisi. "Jadi ada kesamaan. Inilah kita pertimbangkan terus dan insyaallah di akhir 2021 ini PKS akan umumkan," Jelas Amri.

Sebelumnya Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono bertemu dalam pernikahan anak dari politikus Nasdem Sugeng Suparwoto.

Dalam hajatan Minggu (18/9) malam itu, hadir pula mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Kelima tokoh itu bahkan sempat berfoto bersama.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tidak membantah pertemuan itu. Menurutnya, ketiga pimpinan partai sedang melakukan komunikasi demi menghadapi pemilu. "Komunikasi kami semakin intens. Doakan semoga lancar," terang Mardani.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyepakati koalisi. Secara matematis, gabungan tiga partai itu sudah memenuhi syarat kursi ambang batas presidential threshold. Jika koalisi terbentuk, tahap berikutnya adalah membahas formasi capres dan cawapres.

Sosok Anies, dalam hal ini bisa menjadi penentu. Menurut Mardani, kalau koalisi itu menetapkan Anies menjadi capres, selanjutnya tinggal mencari sosok cawapres. Tentu PKS mempunyai nama yang akan diajukan, begitu juga Partai Nasdem dan Partai Demokrat.

Jubir PKS Muhammad Kholid menambahkan, koalisi ketiga partai itu akan mengusung Poros Perubahan. Pihaknya akan membentuk tim kecil untuk membangun kesamaan pandangan dan platfrom perjuangan.

"Termasuk format pasangan capres–cawapres," ungkapnya.

Terpisah, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, pertemuan Anies-AHY bukan yang pertama. Diakuinya, belakangan kedua tokoh makin intens melakukan komunikasi.

Dalam pertemuan di acara pernikahan hari Minggu, Herzaky menyebut komunikasi berlangsung cair. Keduanya juga tampak akrab dan merasa nyaman satu satu sama lain. "Apakah ini pertanda atau sinyal koalisi 2024? Doakan saja," ujarnya.

Soal finalisasi koalisi dan pencapresan masih harus dibahas lebih lanjut. Saat ini, pihaknya masih melakukan penggodokan. Termasuk menjalin komunikasi dengan Nasdem dan PKS.

"Pada saatnya, akan kami sampaikan ke publik, dengan siapa Demokrat akan berkoalisi," tuturnya.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate menyatakan, proses politik tidak berjalan singkat. Meski Anies juga sudah masuk dalam pengamatan Nasdem, namun beberapa proses lain masih terus berjalan.

"Capres yang diusung harus punya kemampuan dan kesediaan menjaga kontinuitas pembangunan yang sudah dilaksanakan kabinet Pak Jokowi," bebernya.

Syarat lainnya adalah terbentuknya koalisi. Partai Nasdem menurutnya masih terus melakukan komunikasi politik dengan partai lain.

"Kalau ada calon dan pasangan, tapi tidak ada koalisi ya tidak jalan. Kalau ada koalisi tapi tidak berhasil membentuk pasangan tidak jalan juga," tegasnya. (fajar/rakcer)

Sumber: