Tanah Gua Tiang Nganjung Milik Pemdes

Tanah Gua Tiang Nganjung Milik Pemdes

KREATIF. Gua Tiang Nganjung di Desa Majasari Kecamatan Ligung banyak didatangi orang, yang penasaran melihat kretivitas pembuatnya.--

RAKYATCIREBON.ID, MAJALENGKA - Sebuah gua di blok Tiang Nganjung Desa Majasari Kecamatan Ligung yang dibuat Naryana (51) warga Blok Trisari Desa Majasari yang menjadi tempat peristirahatan bersama istrinya Tuti menjadi viral, beberapa hari terakhir banyak dikunjungi warga yang penasaran dengan gua tersebut.

Gua tersebut panjangnya kurang lebih 10 meter dengan bentuk U, kedua pintu masuk hanya berukuran kurang lebih tinggi 1 meter dengan lebar sekitare 1 meter. Namun ketika masuk ke dalam ketinggiannya mencapai kurang lebih dua meter, sehingga yang masuk bisa berdiri bebas.

Hanya saja lebar di bagian dalam hanya sekitar 1 meter lebih, dan orang yang masuk bisa berpapasan. Dari pintu masuk yang satu ke pintu masuk lainnya berjarak kurang lebih 4 meter. Pintu masuk pertama berada dekat gubuk yang juga milik Naryana, gubuk dibangun setelah membangun gua.

Di atas pintu masuk gua terdapat patung manusia berukuran kurang lebih 1 meter, dan di bagian pijakan patung atau bibir atas pintu masuk terdapat tulisan “Bismillahirahmanirahim” dengan huruf arab.

Berjarak 3 meter ke bagian atas dari patung tersebut terdapat patung singa. Ada tiga patung singa yang diantaranya dibuat dekat gubuk serta di gang pintu masuk ke area gua dan lahan pertanian.

Gua tersebut dibuat di mulut tebing dengan ketinggian kurang lebih 5 meter, di atas tebing tersebut terdapat puluhan makam yang katanya makam tersebut adalah pemakaman umum.

Suasana di sekitar lokasi tersebut nampak sejuk penuh dengan pepohonan besar, sedangkan di depan tebing terdapat perkebunan kangkung dan genjer kurang lebih berukuran 20 m X 100 meteran yang menjadi lahan pencaharian pasangan suami istri Naryana dan Tuti (43).

Tekstur tanah tebing tersebut tidak begitu keras karena sebagian berasal dari batu cadas yang empuk. Entah berapa lama dia membuat gua tersebut dia juga tidak mengingatnya, karena gua dibuat dikala senggang dari bertani kangkung serta genjer.

“Dibuatnya sih sekitar 6 tahun lalu kayaknya sekitar Tahun 2017. Tidak berniat untuk menjadi tontonan orang juga karena ini lebih untuk peristirahatan kalau hujan deras dan menghindari petir, kalau di gubuk petir masih bisa menyambar walaupun gubuk tersebut berdinding,” ungkap Naryana sambil menunjuk gubuk berdinding kalsiboard dan bambu berukuran kurang lebih 3 m X 4 m.

Didalamnya terdapat ranjang kayu, di bagian atap tambang plastik tempat menyimpan sajadah dan kain sarung serta mukena. Dekat ranjang atau warga setempat menyebut amben juga ada tali untuk mengikat kangkung dan genjer.

“Ini untuk istirahat, kalau di dalam gua ketika hujan deras dan petir datang terasa lebih aman, tidak pernah terdengar orang tersambar petir di gua, karena lebih terlindungi, kalau di gubuk khawatir petir menyambar maklum daerah pedataran petirnya ganas,” kata Naryana yang rumahnya berjarak sekitar 1,5 km dari lokasi tersebut.

Di dalam gua tersebut tidak ada air menetes dari bagian atas walaupun di bawah tebing, tanah yang nampak basah justru dari bagian bawah karena air hujan yang merembes ke dalam, Sedangkan di lantai bagian paling dalam udaranya lebih sejuk.

Naryana dan Tuti menyebut kawasan yang dibuat gua tersebut adalah tanah milik Pemerintah Desa Majasari untuk Tempat Pemakaman Umum, sedangkan lahan pertanian yang digarapnya dan ditanami genjer serta kangkung adalah tanah warisan dari orang tuanya.

“Sekarang gua ini didatangi banyak orang yang menduga saya tinggal di gua, padahal ini hanya untuk beristirahat dan mengamankan diri dari kilatan petir. Kami punya rumah sendiri jaraknya dekat. Gubuk juga ada,” ungkap Naryana.

Kaur Pemerintahan Desa setempat Cecep Mulyana mengatakan, lahan yang dibangun gua di Blok Tiang Nanjung adalah tanah milik desa yang digunakan untuk TPU dan makam tersebut selama ini dikeramatkan warga.

Dia menegaskan bahwa gua tersebut hanya menjadi tempat beristirahat pasangan suami istri bukan tempat tinggal mereka, karena mereka punya tempat tinggal rumah permanen di Blok Trisari. Naryana membuat gua karena di lahan yang bersebelahan dengan TPU atau di depan tebing adalah lahan milik Naryana yang kini ditanami kangkung bersama istrinya. (hsn)

Sumber: