Kereta Api Pernah Beroperasi Sampai ke Kaki Gunung Ciremai, Ini Cerita dan Bukti Sejarahnya

Kereta Api Pernah Beroperasi Sampai ke Kaki Gunung Ciremai, Ini Cerita dan Bukti Sejarahnya

Bangunan bersejarah, berupa rumah pompa atau pomphuis yang sempat tertutup oleh sebuah warung dan rimbunan pepohonan. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH--

Setelah diteliti, bangunan ini berkonstruksi beton bertulang dengan dinding berupa bata merah yang dispasi dan diplester.

Ketebalan dinding 60 sentimeter, berdenah persegi dengan ukuran 4 meter x 2,2 meter, dan tinggi keseluruhan 5,50 meter.

Ruang bawah menara air memiliki tinggi 3,50 meter, pada bagian atas (langit-langit. Red), terdapat lima batang rel yang dipasang teratur sebagai bak penahan bak air di atasnya.

Pintunya berbentuk persegi dengan bagian atasnya melingkar memiliki tinggi 2,60 meter dan lebar 1 meter. Pintu tersebut diduga berupa pintu berbahan besi, karena sisa engsel pintu yang masih tertempel di salah satu sisi berupa engsel yang biasanya dipergunakan untuk pintu besi.

Di belakang bangunan ini, terdapat satu buah sumur yang berdiameter 2 meter, dengan dengan dindingmur berupa bata yang diplester dan dispasi dengan tinggi dari permukaan tanah 0,5 meter, serta ketebalan dinding sumur 30 sentimeter.

Atas dasar nilai sejarah tersebut, kata Ayep, IRPS Pusat, beserta IRPS Cirebon, dan dengan didukung oleh PT KAI Daerah Operasi 3 Cirebon, berencana untuk melakukan preservasi dan perbaikan tampilan bangunan tersebut untuk menjadi media edukasi dan pengetahuan bagi masyarakat.

"Sebagai langkah awal, IRPS Pusat dan IRPS Cirebon sudah melakukan survey pralaksana preservasi tanggal 27 Januari kemarin, dan pelaksanaan kegiatan preservasi akan dimulai tanggal 6 Februari mendatang," kata Ayep.

Ditambahkan Ayep, rencana preservasi tersebut menjadi suatu kebanggaan bagi PT KAI di Daerah Operasi 3 Cirebon, karena Rumah Pompa tersebut akan dipercantik oleh IRPS sebagai bentuk kolaboratif dengan PT KAI menjadi bagian heritage perkeretaapian.

"Dalam hal ini, sejarah kereta api semakin dihargai, dicintai, dijaga dan dapat memberikan manfaat serta pengetahuan bagi masyarakat luas mengenai jejak roda besi di Kota Angin," imbuh Ayep. (sep)

Sumber: