Dinilai Janggal, Pansel Calon Paskibraka 2023 Dipertanyakan

Dinilai Janggal, Pansel Calon Paskibraka 2023 Dipertanyakan

Orang tua salahsatu peserta seleksi Paskibraka 2023, Dodi Dosanto, bersama kuasa hukumnya, memperlihatkan hasil seleksi tahap parade yang menyatakan anaknya Kaki X dan Asma, padahal sama sekali tak ada riwayat asma. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH--

RAKYATCIREBON.ID, KEJAKSAN - Proses tahapan seleksi calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tahun 2023, yang saat ini tahapannya sedang berjalan, dipertanyakan.

Bahkan, tahapan seleksi yang dilakukan oleh Pemkot, melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) tersebut dinilai janggal.

Sebagaimana diketahui, seleksi Paskibraka 2023 ini dilaksanakan dalam tujuh tahap, yakni dimulai dengan tahapan pendaftaran dan verifikasi, tahap parade yang didalamnya ada pendalaman hingga tes kesehatan, tahap tes pengetahuan ideologi pancasila dan kebangsaan, tes wawasan pengetahuan umum, tahap tes pelatihan baris-berbaris, tes Samapta hingga terakhir tes wawancara.

Salahsatu orang tua peserta, Dodi Dosanto, menilai masih ada kejanggalan pada tahap parade yang diikuti anaknya pada hari Selasa (14/03) lalu.

BACA JUGA: Jabatan Imron Berakhir Desember 2023, Januari 2024 Diganti Pj Bupati

Pasalnya, anaknya dinyatakan tidak lulus di tahap tersebut dengan alasan yang tidak masuk akal, dimana pengumuman kelulusan setiap tahapnya, langsung diumumkan di hari yang sama secara online.

Sang anak yang bernama Dafirly Salsadilla Dosanto, bersekolah di SMAN 3 Kota Cirebon dan mengikuti seleksi di tahap parade, namun dinyatakan tidak lulus karena saat tes kesehatan pada tahap parade, dinyatakan mengidap asma dan berkaki X.

Padahal, kata Dodi, sang anak sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit asma, dan kakinya pun tidak sama sekali berbentuk X.

"Selaku orang tua, saya tersinggung, anak saya disebut mengidap asma dan kaki X," ungkap Dodi kepada Rakyat Cirebon.

Tak masuk akal, dijelaskan Dodi, asma merupakan penyakit yang tidak ujug-ujug diderita, dan ia memastikan, sejak kecil anaknya sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.

Termasuk kaki X, ia pun mengatakan, anaknya merupakan ketua ekstrakulikuler Paskibraka di SMAN 3 Kota Cirebon, sehingga bentuk kakinya, ia selaku orang tua pun memastikan normal, sehingga alasan ketidak lulusan tim pansel dianggap ngawur.

Atas kejanggalan tersebut, Dodi pun meminta pansel bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan kesehatan terhadap anaknya, ia menduga ada rekayasa yang sengaja dilakukan panitia.

Atas hasil yang mengada-ada tersebut, kata Dodi, membuat anaknya mengalami semacam trauma.
"Saya meminta pihak panitia mengklarifikasi, mengapa anak saya bisa dinyatakan asma dan kaki X. Penilaian ini sangat tidak sesuai dengan kondisi kesehatan anak saya," tegas Dodi.

Tak tanggung-tanggung, Dodi pun menggandeng kuasa hukum untuk menindaklanjuti hasil tahap seleksi yang menimpa anaknya, dimana dinilai janggal.

Sumber: