Banjir Seperti Ini Terakhir Terjadi Tahun 1982, Hujan Deras Ditambah Rob Merendam Pemukiman
Warga di RW 09 Jabang Bayi membersihkan sisa-sisa lumpur yang dibawa Banjir dari luapan Kali Suba. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH --
RAKYATCIREBON.ID, KESAMBI - Banjir ekstrim kembali terjadi di wilayah Kota Cirebon, Kamis (30/03) malam. Banjir dengan ketinggian ekstrim terjadi di beberapa titik, dan secara keseluruhan, titik-titik banjir adalah wilayah aliran sungai, Kali Suba di aliran Timur, dan Kedung Pane di wilayah Barat.
Salahsatu wilayah terdampak cukup para terjadi di RW 09 Jabang Bayi, yang bersentuhan langsung dengan bantaran Kali Suba.
Warga RW 09 Jabang Bayi, Kelurahan Drajat, Rusba menerangkan, kejadian banjir luapan Kali Suba, Kamis (30/03) yang terjadi sampai dini hari, dan merendam rumah warga, adalah kejadian terbesar.
Pasalnya, luapan Kali Suba menyebabkan banjir yang merendam permukiman begitu tinggi, dan banjir kiriman yang ekstrim seperti kemarin, terakhir terjadi pada tahun 1982.
"Semalam warga bantu semua yang terdampak, sampai jam 1. Sampai seperti ini, terakhir terjadi tahun 82, semalam baru terjadi lagi, padahal disini hujan tidak terlalu lebat," ungkap Rusba.
Karena terendam oleh air dengan ketinggian ekstrim, lanjut Rusba, warga di RW 09 Jabang Bayi yang terdampak, terpaksa mengungsi ke sejumlah titik aman.
"Warga sini ngungsi ke langgar dan Masjid, tapi sekarang (Jumat siang. Red) sudah balik lagi, pada beberes," kata Rusba.
Kondisi banjir di RW 09 Jabang Bayi, Drajat sampai menyebabkan warga setempat berinisiatif mendirikan dapur umum.
Bahkan, Anggota DPRD Fraksi Demokrat, R Endah Arisyanasakanti sejak Jumat pagi langsung turun ke lokasi, sampai sore mendampingi warga di dapur umum yang didirikan.
Diprediksi Endah, warga yang terdampak di titik Jabang Bayi saja mencapai ratusan warga, terlihat dari aktivitas di dapur umum, warga yang gotong royong, memasak sampai 400 porsi.
"Untuk pagi saya cari di warteg-warteg yang buka, karena sebagian warga tidak berpuasa, mereka kelelahan membersihkan lumpur-lumpur sisa banjir," kata Endah.
Untuk siang, kata Endah, dengan banyaknya bahan-bahan untuk dapur umum, mulai dari Dinas Sosial dan lembaga lain, termasuk support dari dirinya, warga pun kembali bergotong royong memasak untuk sore dan malam hari, bahkan untuk santap sahur hari Sabtu.
"Jadi prediksi sih, dapur umum ini masih sampai besok (Sabtu. Red). Warga juga masih was-was, mereka khawatir banjir susulan," ujar Endah.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), yang juga Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Agus Mulyadi mengatakan, Kamis malam hujan memang mengguyur Kota dan Kabupaten Cirebon dalam waktu yang cukup lama.
Namun ternyata, laporan dari petugas di lapangan, hujan di Kota Cirebon sendiri turun dengan intensitas yang sebetulnya masih terkendali.
"Khusus Kota Cirebon, sebelum Isya hujan deras, sebetulnya intensitasnya terkendali, tapi ternyata, sepanjang Kali Suba dan Kali Kriyan, menyebabkan banjir limpahan air dari Kuningan yang hujan deras," ungkap Agus.
Karena hujan di perkotaan sebetulnya masih dalam intensitas yang terkendali, lanjut Agus, maka nyata saja, titik-titik banjir ekstrim hanya terjadi di sepanjang jalur hilir Kali Suba dan Kali Kriyan, mulai dari wilayah Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Drajat, hingga di pesisir wilayah Kelurahan Kasepuhan.
Selain itu, kondisi laut yang sedang pasang, juga memperparah kiriman air yang besar kembali ke daratan, dari muara Kali Kriyan.
"Kiriman ini menyebabkan wilayah yang terlintas saja yang banjir cukup tinggi," lanjut Agus.
Dari hasil assesment petugas BPBD, dijelaskan Agus, tidak ada korban jiwa pada banjir semalam, namun memang menyebabkan masyarakat harus dievakusi, beberapa titik pengungsian pun disiapkan.
"Kantor Satpol PP juga jadi tempat evakuasi, Dinkes, melalui PSC sudah melakukan pemeriksaan kesehatan, dan hari ini, temen-temen membantu pembersihan. Tidak ada korban jiwa alhamdulillah," jelas Agus.
Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun banjir akibat luapan kali Suba Kamis malam, menyebabkan sedikitnya 4415 KK terdampak, dan kerugian secara materil, mencapai angka 883 juta rupiah. Data tersebut masih bersifat sementara, dan masih terus dilakukan update oleh petugas BPBD di lapangan.
"Di Lemahwungkuk ada 4 RW, yang cukup parah terjadi di Drajat (RW 09 Jabang Bayi. Red) dan Banjar Melati, sampai diatas satu meter, di Harjamukti terjadi di RW 15. Kita akan koordinasi dengab BBWS untuk normalisasi, agar air dari hulu ke hilir di Kali Suba, atau Kriyan ini bisa lancar," kata Agus. (sep)
Sumber: