Sambut World Water Forum ke-10 , Normalisasi Sungai Sukalila Butuh Kerja Bersama
SEDIMEN. Sedimentasi di Ruas Sungai Sukalila Kota Cirebon masih jadi kendala normalisasi sungai tersebut. BBWS Cimanuk-Cisanggarung kesulitan mencari pembuangan lumpur sedimen jika Sungai Sukalila dikeruk. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON--
RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk -Cisanggarung sebagai unit pelaksana teknik (UPT) pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR mendapatkan tugas menjadi penyelenggara pelaksanaan kegiatan Susur dan Bersih-bersih Sungai di Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung, Kamis (27/7/2023).
Kegiatan ini dalam rangka Hari Sungai Nasional ke-13 setiap tanggal 27 Juli serta dukungan terhadap rencana kegiatan World Water Forum ke-10 di Bali, 28-24 Mei 2024.
Ruas Sungai Sukalila Kota Cirebon dipilih sesebagai tempat pelaksanaan kegiatan Susur dan Bersih-bersih Sungai lantaran sungai ini termasuk sungai besar yang melintasi Kota Cirebon.
Sungai Sukalila merupakan sungai intermitten lintas kabupaten/kota dalam lingkup Daerah Aliran Sungai (DAS) Kedungpane yang melintasi tengah Kota Cirebon dan bermuara ke Laut Jawa.
Pada tahun 2021, kawasan Muara Sungai Sukalila ini telah direvitalisasi dengan melaksanakan normalisasi sungai dan penataan lingkungan sebagai bentuk kerjasama dan sinergitas Pemerintah Kota Cirebon dengan Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
"Kegiatan tersebut ditujukan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat di Kota Cirebon dan kewajiban kita bersama untuk tetap menjaga dan memelihara Muara Sungai Sukalila ini," kata Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro.
Maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan Susur dan Bersih-bersih Sungai Sukalila ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pemeliharaan dan fungsi sungai sebagai ruang publik.
Susur dan Bersih-bersih Ruas Sungai Sukalila diisi dengan Sambutan Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro dan Wakil Walikota Cirebon, Eti Herawati.
Kemudian dilanjut dentan susur dan bersih-bersih Sungai Sukalila dibagi dalam beberapa zonasi dan tim, kegiatan penanaman pohon dan pemasangan himbauan secara simbolis. Dilanjut dengan kegiatan Peninjauan Bazar yang disi oleh UMKM Cirebon dan ditutup sapa balai dengan menteri PUPR secara online.
Peserta kegiatan Susur dan Bersih-bersih Sungai Sukalila terdiri dari para pemangku kepentingan pada Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung yang terdiri dari seluruh komponen dan lapisan masyarakat.
Di antaranya delapan kementrian atau lembaga yang tergabung dalam Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA), pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kota), Tentara Nasional Indoensia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), BUMN, para Anggota Komunitas Lingkungan, para akademisi dan para pelajar serta masyarakat luas.
Dijelaskan Dwi, normalisasi Sungai Sukalila terkendala volume endapan lumpur sedimentasi yang cukup banyak. Sehingga dibutuhkan lokasi pembuangan yang mampu menampung sedimentasi jika Sungai Sukalila dikeruk.
Padahal, kata Dwi, BBWS Cimanuk-Cisanggarung punya kapasitas dan fasilitas melakukan pengerukan sedimentasi Sungai Sukalila. "Tapi kita bingung jika sedimentasi ini diangkat itu dibuangnya kemana," katanya.
Sementara itu, Wakil Walikota Cirebon, Eti Herawati mengatakan, sejumlah sungai di Kota Cirebon masih butuh penanganan lebih lanjut. Termasuk Sungai Sukalila.
Meski sudah direvitalisasi, Sungai Sukalila masih butuh sentuhan agar benar-benar menjadi sungai nyaman sebagai ruant terbuka publik di Kota Cirebon.
"Memang harus bersama ke depan untuk menanggulangii beberapa hal yang tidak kita inginkan. Kalau tidak sejak awal kita mengedukasi masyarakat juga sulit," pungkas Eti. (wan)
Sumber: