Baru Saja Direhab, Atap SMPN 2 Greged Ambruk, Diduga Baja Ringan Tak Mampu Tahan Beban

Baru Saja Direhab, Atap SMPN 2 Greged Ambruk, Diduga Baja Ringan Tak Mampu Tahan Beban

Atap SMPN 2 Greged ambruk, diduga karena kontruksi bangunan tak mampu menahan beban. FOTO : IST/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON -- Baru direhab, atap bangunan SMPN 2 Greged ambruk. Diduga penyebab ambruknya atap ruang kelas, guru dan WC sekolah tersebut lantaran kontruksi atap baja ringan tak mampu menahan beban.

Pasalnya, gentengnya menggunakan bahan dasar tanah liat. Imbasnya sejumlah siswa yang saat itu tengah mengikuti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mengalami luka-luka. Setidaknya ada 6 siswa yang mengalami luka ringan dan puluhan siswa dilarikan ke puskesmas.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Drs H Ronianto MM menyatakan dugaan sementara ambruknya atap bangunan tersebut karena konstruksi atap baja ringan yang menggunakan genteng berbahan dasar tanah liat.

Harusnya, kata dia, pemasangan genteng tanah liat terlalu berat untuk rangka baja ringan, sehingga tidak kuat menopang genteng tersebut.

"Dugaan kami penyebabnya itu karena konstruksinya menggunakan baja ringan tetapi gentengnya itu menggunakan genteng (tanah liat). Sehingga bebannya tidak sebanding," katanya.

Kadisdik pun telah melarang konstruksi bangunan di sekolah menggunakan genteng tanah liat pada rangka atap baja ringan.

"Langkah berikutnya kami sudah melarang untuk memakai genteng. Harusnya kalau pun itu harus dari baja ringan maka gentengnya pun harus genteng metal. Sehingga bebannya tidak terlalu berat," katanya.

Menurut Roni, pihaknya saat ini masih belum bisa memberikan keterangan secara pasti penyebab kejadian tersebut. Sebab diperlukan tenaga ahli untuk mengkajinya.

"Kita masih belum bisa memastikan, ini apa (penyebabnya). Mungkin pihak-pihak terkait. Kita belum tahu, mungkin para ahli yang akan melihat seperti apa," ucapnya.

Lebih jauh, Roni juga mengaku akan meminta klarifikasi kepada pihak rekanan yang mengerjakan proyek rehabilitasi atap ruangan tersebut pada tahun 2022.

"Nanti kita akan klarifikasi yah," ucapnya.

Sebagai informasi, puluhan siswa kelas VII B SMPN 2 Greged sempat terjebak. Mereka berlindung dibawah meja . Sempat terjadi suara keras dari ambruknya atap ruangan.

Itu dikemukakan Kepala Sekolah SMPN 2 Greged, Heriyanto. Ia menyebut kejadiannya itu, pukul 09.00 WIB.

"Saya habis keliling di ruang guru. Tiba-tiba ada suara. Langsung saya lari masuk ke ruangan tersebut. Alhamdulillah anak-anak sudah berlindung dibawah kolong meja," ungkapnya.

Ia pun mengaku langsung menghubungi pihak medis dari puskesmas setempat. Kemudian, siswa sempat terjebak. Mereka tak lama langsung di evakuasi. Terdapat 6 korban yang mengalami luka, 3 siswa dan 3 lagi siswi.

" Hanya luka ringan," singkatnya.

Saat kejadian, proses KBM sedang berlangsung, ada sebanyak 32 siswa dan siswi di dalam ruangan. Namun sebelum ambruk, sempat terdengar suara dari atap, saat itu juga guru yang sedang mengajar langsung memeriksa.

Namun, belum sempat kembali ke ruang kelas, tiba-tiba atap bangunan sudah ambruk. Siswa dan siswi yang duduk paling depan sempat melarikan diri keluar ruangan. Kebanyakan tidak sempat mereka terjebak di bawah kolong meja untuk berlindung.

" Ada delapan orang keluar duluan, kebetulan. Karena yang duduk paling depan itu sudah keluar duluan. Yang belakang itu yang kejebak," terangnya

"Yang luka ada 6 orang, rata-rata itu kebanyakan syok semuanya. Ada luka satu itu yang dikepala, hanya satu orang. Sisanya hanya lecet," pungkasnya. (zen)

Sumber: