Yang Mati Hanya Raganya; Ide, Gagasan dan Kebaikan Buya Syakur Tetap Hidup
DUKA CITA. Wafatnya Buya Syakur menyisakan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga, para pengajar, santri dan alumni Pondok Pesantren Cadangpinggan, juga bagi banyak kalangan. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON--
RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Masyarakat Pantura berduka seiring berpulangnya KH Abdul Syakur Yasin MA pada Rabu (17/1/2024) pukul 02.00 WIB di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon.
Pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan Indramayu itu menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat dirawat dua minggu.
Kepergian sang ulama menyisakan duka mendalam. Tidak hanya bagi keluarga, para pengajar, santri dan alumni Pondok Pesantren Cadangpinggan, juga bagi banyak kalangan.
Sontak, di hari meninggalnya Buya Syakur, sapaan akrabnya, rumah duka yang berada di kawasan pondok pesantren dipadati ribuan pelayat.
Mereka datang untuk menyampaikan duca cita sekaligus mengiring jenazah sampai ke pemakaman hingga menggelar doa bersama.
Pada pelayat terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dari sesama ulama, pejabat pemerintahan, tokoh publik, masyarakat, alumni, santri dan orang tuanya.
KH Husein Muhammad yang merupakan karib Buya Syakur juga ikut berduka. Ulama yang akrab disapa Buya Husein ini ikut dalam proses pemakaman sahabatnya itu.
Menalqin Buya Syakur Yasin
Dalam benak Buya Husein, almarhum adalah sosok ulama yang kaya pengetahuan dan berwasasan luas. Ceramahnya menyejukan dan mencerdaskan.
"Kenangan indah bersama Buya Syakur. Betapa kayanya pengetahuan beliau, rendah hati dan bersahaja," kenang Buya Husein tentang sosok Buya Syakur.
Ya, Buya Husein dan Buya Syakur merupakan dua sahabat sesama ulama yang kharismatik. Keduanya sama-sama berasal dari Pantura Indramayu-Cirebon.
Sehingga kerap berjumpa dalam berbagai kesempatan. Termasuk saat keduanya menjadi narasumber kajian-kajian Islam di berbagai tempat.
Menurut Buya Husein, Buya Syakur telah banyak menyumbangkan pemikiran dan gagasannya tentang Islam, kemanusiaan, keindonesiaan dan toleransi.
Hal itu terabadikan dalam banyak sekali sesi ceramah Buya Syakur di kanal YouTube KH Buya Syakur Yasin MA, Wamima TV dan diduplikasi oleh akun YouTube lainnya.
Selain itu, buku-buku yang berisi kutipan, tulisan dan karya sastra Buya Syakur sudah diproduksi untuk kebutuhan kajian Islam.
Ditambah, Pondok Pesantren Cadangpinggan asuhan Buya Syakur telah benyak mencetak alumni berkualitas. Juga ribuan 'pengikut' yang menyerap inspirasi, pengetahuan dan keteladanan Buya Syakur.
Namun demikian, kenang Buya Husein, hal itu malah membuat Buya Syakur jadi pribadi yang tambah rendah hati. "Semakin tinggi ilmu seseorang, dia semakin rendah hati. Aku menemukan itu pada Buya Syakur," kenangnya.
Hal inilah membuat ide, gagasan dan kebaikan Buya Syakur tetap hidup meski raganya telah mati. Pemikiran Buya Syakur mengilhami banyak pemikir lain.
Buya Syakur wafat dalam usia 75 tahun. Dan pada 2 Februari mendatang bakal berusia 76 tahun. Ia lahir pada tahun 1948 di Desa Tulungagung, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Buya Syakur meninggalkan seorang istri Nyai Zainab Al-Huda dan empat anak antara lain Hasyimi Robit, Ibdal, Khozainu Rohmati Robbi dan Dawud Awwab. (wan)
Sumber: