NasDem dan PKS Resmi Koalisi Tinggalkan PKB Sendiri

NasDem dan PKS Resmi Koalisi Tinggalkan PKB Sendiri

SEPAKAT. NasDem-PKS resmi berkoalisi, meninggalkan PKB sendiri. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Cirebon ditinggalkan oleh NasDem dan PKS. Pasalnya, NasDem dan PKS saat mendeklarasikan koalisi, tanpa melibatkan PKB.

Padahal, sebelumnya ketiga partai sudah intens menjalin komunikasi untuk melanggengkan Koalisi Perubahan di pusat. Ternyata, di daerah, NasDem dan PKS memilih jalur sendiri. Mendahului deklarasi membiarkan PKB ditinggal sendiri.

Menanggapi hal itu, Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, Jamil Abdul Latief melalui Ketua Desk Pilkada, Mahmudi menyampaikan tidak terlalu risau dengan koalisi NasDem dan PKS yang sudah mendahului deklarasi.

Ia pun membenarkan bahwa PKB telah menjalin komunikasi dengan NasDem dan PKS. Namun agak tersendat ketika internal partainya sedang melakukan tahapan verifikasi beberapa Calon Kepala Daerah (Cakada) yang telah mendaftar.

Sehingga ada jalinan komunikasi yang tak berjalan mulus. Walaupun tidak sampai mandek. Mahmudi pun menceritakan sehari sebelum deklarasi itu terlaksana, internal PKB sendang melakukan tahapan verifikasi Cakada.

"Malamnya, kita komunikasi dengan Ketua dan Sekretaris DPD PKS, namun tak dibalas. Kami menunggu informasi sampai Minggu siang. Masih tak ada balasan. Sampai akhirnya sorenya mendengar kabar bahwa PKS dan NasDem sudah menggelar deklarasi," terangnya.

Internal PKB dengan PKS dan NasDem kata dia sudah menggelar pertemuan intens. Hitungannya dua kali pertemuan tuntas digelar. Bahkan, direncanakan untuk pertemuan ketiga kalinya.

"Sebelumnya sudah dirundingkan, untuk menggelar pertemuan tapi ternyata tidak ketemu waktunya. Karena antara satu dengan yang lainnya ada kesibukan. Muncul lah design untuk menjadwalkan ulang. Tapi tetap tidak terjadi pertemuan ketiganya itu," terangnya.

Sampai akhirnya terjadilah deklarasi NasDem dan PKS. Meski tanpa kehadiran PKB. Meskipun demikian, kata dia PKB tidak putus harapan untuk terus menjalin komunikasi dengan kedua partai yang belum lama mendeklarasikan berkoalisi itu.

Pun demikian dengan koalisi Golkar, Gerindra, Demokrat termasuk PDIP. "Kan masih ada waktu sampai Agustus. Artinya kami masih mempunyai banyak harapan," katanya.

"Hari ini pun Bappilu NasDem dan PKS ngebel saya. Artinya komunikasi masih tetap jalan dengan mereka," lanjutnya.

Disinggung soal isu yang beredar, terkait sikap PKS dan NasDem yang mendahului deklarasi dengan meninggalkan PKB karena ada indikasi partai pemilik 9 kursi itu, bermanuver untuk bergabung dengan koalisi Koalisi Indonesia Maju (KIM) sebutan koalisi Gerindra, Golkar dan Demokrat saat di Pilpres kemarin, Mahmudi pun membantahnya.

"Belum ada informasi seperti itu," katanya.

Yang ada, kata Mahmudi DPP PKB mengintruksikan agar daerah tidak memutus komunikasi dengan Koalisi Perubahan. Namun ternyata, PKB dikecewakan. Tak dianggap oleh PKS dan NasDem.

Ditinggalnya PKB, membuat peluang partai besutan Gus Imin ini kata dia semakin leluasa untuk menjalin komunikasi. Tak hanya terpaku dengan PKS dan NasDem.

"Bisa dengan siapa saja. Termasuk ke koalisi Golkar dan PDIP," katanya.

Kendati demikian, pihaknya mengucapkan selamat atas terbangunnya koalisi PKS dan NasDem. Komposisi koalisi yang mantap. Cukup syarat untuk mengusung Cakada sendiri. "Selamat atas terjalinnya koalisi NasDem dan PKS. Ada 10 kursi yang artinya bisa mengusung Cakada untuk berkontestasi di Pilkada," katanya.

Ketua DPD NasDem Kabupaten Cirebon, Asep Zaenudin Budiman menegaskan tidak terlibatnya PKB dalam koalisi karena sejauh ini belum ada kesepahaman terkait hajat besar yang akan dihadapi. Meskipun NasDem mengakui perjalanannya bersama PKB sudah cukup lama. Pernah mengantarkan Luthfi-Qomar di Pilkada 2018 lalu.

"Kami tetap masih membuka ruang, ketika PKB mau gabung dengan kami, bahkan termasuk partai yang lain kita persilakan," katanya.

Asep menegaskan koalisinya tidak berupaya untuk meninggalkan partai manapun. "Kalau PKB mau gabung kami siap," katanya. 

Sementara Ketua DPD PKS Kabupaten Cirebon, H Junaedi ST menegaskan pihaknya berpacu dengan waktu. Terus mempersiapkan diri menghadapi Pilkada yang waktunya sudah didepan mata. Dengan PKB kata Mas Jun--sapaan untuknya perlu obrolan lebih lanjut.

"Ini menjadi PR kami berdua (NasDem-PKS). Jangan sampai begini, kita terburu-buru mendeklarasi bareng-bareng, tapi ditengah jalan ada sesuatu yang mengganjal. Kami tidak ingin. Kami berdua, diskusinya sudah panjang, 5 tahun. Dengan PKB kaitannya Pilkada ini diskusinya belum selama antara PKS dan NasDem," terangnya.

Mas Jun pun sepakat, pihaknya membuka ruang bagi PKB ketika ingin bergabung dengan koalisi NasDem dan PKS. "Karena kami menyadari mutiara itu bisa saja munculnya tidak mesti dari kedua partai ini. Bisa saja dari partai yang lain. Tanpa terkecuali PKB misalnya. Bahkan bisa juga dari pihak eksternal," tukasnya.

Sebagai informasi, terbangunnya koalisi NasDem dan PKS, itu artinya sudah ada dua kekuatan besar yang akan bertarung di Pilkada nanti. Pertama, kekuatan Golkar, Gerindra dan NasDem dengan jumlah 18 kursi. Dan NasDem-PKS yang mengantongi 10 kursi. Menyisakan PDIP yang sudah memiliki 13 kursi.

Tinggal PKB sendiri. Torehan 9 kursi yang sudah dimiliki itu, akan digabungkan dengan poros mana. PKB tidak bisa mengusung sendiri. Harus berkoalisi. Pilihannya hanya dua, gabung ke poros Golkar, Gerindra dan Demokrat atau poros NasDem dan PKS.

Karena PKB dirasa cukup sulit ketika harus bergabung dengan PDIP. Ada klausul, ketika membuka ruang untuk bergabung dengan PDIP, harus tanpa syarat. Jangan mimpi, mendapat jatah posisi Wakil Bupati, karena PDIP takan mau, memberikan itu, untuk partai manapun yang ingin berkoalisi. Terlebih PKB. (zen)

Sumber: