Kader Demokrat Kabupaten Cirebon, Mahmud Jawa Diduga Terlibat Kasus Pelecehan Seksual, Viral di Media Sosial

VIRAL. Mahmud Jawa Anggota DPRD Kabupaten Cirebon yang diduga melakukan pelecehan seksual dan Viral di Media Sosial.-ISTIMEWA/RAKYATCIREBON.DISWAY.ID-ISTIMEWA/RAKYATCIREBON.DISWAY.ID
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Kader Partai Demokrat yang kini menjadi anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Mahmud Jawa, diduga terlibat kasus pelecehan seksual terhadap seorang sales.
Kasus pelecehan yang dilakukan Mahmud Jawa ini diungkap melalui akun Twitter @calliopealto pada Jumat (6/12).
Dalam unggahannya, pengguna Twitter dengan nama Indy membagikan kronologi kejadian, lengkap dengan foto pelaku yang disebutnya sebagai anggota dari Fraksi Partai Demokrat.
Indy mengaku pelecehan terjadi di kantor DPRD Kabupaten Cirebon.
“Mahmud Jawa An***. Berani-beraninya lu ngelecehin gua pas jam kerja di kantor lu sendiri, puklll,” tulis Indy dalam cuitannya yang telah dilihat lebih dari 487 ribu pengguna Twitter.
Indy menjelaskan, insiden bermula saat ia mengikuti event Veev di sekitar Masjid Agung Sumber, Cirebon.
Seusai salat Jumat, Mahmud Jawa bersama seorang staf memanggilnya dan mengajak masuk ke kantor DPRD Kabupaten Cirebon.
Kesempatan itu, tentunya menjadi peluang menarik untuk menawarkan produknya.
Namun, situasi berubah ketika Mahmud mengalihkan pembicaraan ke arah yang tidak pantas, termasuk ajakan karaoke.
Kejadian memuncak ketika Mahmud Jawa diduga menarik salah satu rekan Indy ke bilik kantor, kemudian menarik Indy secara paksa.
“Narik paksa dan langsung c*um pipi, kanan kiri, bahkan bibir. Pegang p**tat sambil bilang, ‘kamu kalau saya pakai mau dibayar berapa?," ungkap Indy di Twitter.
Ia mengaku berontak dan akhirnya menangis akibat perlakuan tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, baik Mahmud Jawa maupun Partai Demokrat belum memberikan klarifikasi terkait tuduhan tersebut.
Kasus ini menimbulkan gelombang kritik terhadap Partai Demokrat, khususnya dari publik di Kabupaten Cirebon.
Sumber: