Ratusan Mahasiswa Cipayung Plus Kritiki Kebijakan Prabowo, Soroti Efisiensi Anggaran

Ratusan Mahasiswa Cipayung Plus Kritiki Kebijakan Prabowo, Soroti Efisiensi Anggaran

PROTES. Ratusan mahasiswa dari aliansi Cipayung Plus demo di kantor DPRD Kota Cirebon, memprotes berbagai kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang dinilai merugikan pendidikan dan kesehatan, Jumat (21/2).-ISTIMEWA/RAKYATCIREBON.DISWAY.ID-

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi terkait kebijakan Presiden Prabowo Subianto, Jumat (21/2).

Aksi yang digelar di Griya Sawala, kantor DPRD Kota Cirebon itu, sebagai bentuk kekecewaan atas sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat, khususnya dalam sektor pendidikan dan kesehatan.

Ketua Umum HMI Cabang Kota Cirebon, Dian Tardiansyah Saputra dalam orasinya menyampaikan, kebijakan efisiensi anggaran yang dikeluarkan oleh presiden telah berdampak pada banyak sektor penting, terutama pendidikan dan kesehatan.

“Kami sudah geram dengan kebijakan bapak Presiden. Instruksi Presiden terkait efisiensi anggaran itu memakan banyak faktor, terutama yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan,” tegasnya.

Mahasiswa juga menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai kurang efisien dan tidak tepat sasaran. Mereka menilai, banyak sekolah di daerah yang mengalami masalah seperti kasus keracunan makanan dan kekurangan gizi.

“MBG itu menurut saya kurang efisien. Banyak sekolah yang siswanya mengalami keracunan dan kekurangan gizi. Bahkan, program ini tidak tepat sasaran,” tambah Dian.

Selain itu, aksi ini juga menyinggung janji Presiden Prabowo dalam pidatonya saat pelantikan yang berkomitmen untuk memberantas korupsi di kabinet. Namun, menurut mahasiswa, praktik korupsi justru masih marak terjadi di tingkat bawah.

“Presiden bilang akan menuntaskan segala korupsi yang ada di kabinet. Tapi menurut kami, sekarang korupsi itu adanya di bawah, bukan hanya di antara kementerian,” tuturnya.

Mahasiswa Cipayung Plus juga menyoroti Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset yang hingga kini masih belum jelas, serta RUU terkait Dwifungsi ABRI yang dikhawatirkan akan kembali diterapkan.

“Kami turun ke jalan karena RUU Perampasan Aset masih tidak jelas, dan ada kekhawatiran bahwa Dwifungsi ABRI akan kembali lagi,” tandasnya.

Lebih lanjut, Dian juga mengomentari tagar yang sempat viral di media sosial “#KaburAjaDulu” bahwa mereka lebih fokus pada kebijakan presiden daripada isu-isu di luar itu.

“Tagar itu tidak terlalu kami soroti. Yang kami soroti adalah kebijakan Presiden. Isu-isu lain kita kesampingkan dulu, kita lebih fokus ke hal yang inkonstitusional,” jelasnya.

Ia juga menyinggung isu sulitnya lapangan pekerjaan di Indonesia saat ini. Mereka menilai, kesulitan mencari pekerjaan merupakan dampak dari kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.

“Lapangan pekerjaan semakin sulit. Ini yang menjadi perhatian kami sebagai mahasiswa. Setelah ini, kemungkinan akan ada aksi lagi, entah dalam sebulan atau setelah Lebaran,” katanya.

Sumber: