Lansia Ditarget Khatam Alquran Minimal Dua Kali

Lansia Ditarget Khatam Alquran Minimal Dua Kali

RAKYATCIREBON.ID –Program Pesantren Ramadan Lansia 1443 Hijriyah digelar oleh Rumah Zakat, di Taman Lansia Binaan Rumah Zakat Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Meski jadwal kegiatannya singkat, namun ditargetkan bisa mengkhatamkan Alquran minimal 2 kali.

Meskipun pesertanya sudah lanjut usia (lansia), semangat belajar mengajinya sangat tinggi. Bahkan tidak sedikit yang baru memulai dari tingkat dasar membaca Alquran, yaitu Iqra.

Relawan Inspirasi Desa Berdaya Tegalurung Rumah Zakat, Lastri Mulyani menerangkan, kegiatan Pesantren Ramadan Lansia itu diselenggarakan selama 10 hari. Mulai 8 April 2022.

Tercatat ada 36 peserta yang terdiri dari lansia dengan usia 60 tahun ke atas, pra lansia usia 50-60 tahun, dan ada yang sudah berusia 78 tahun. “Mereka semuanya bersemangat,” jelasnya.

Menurutnya, dalam Pesantren Ramadan Lansia ada tiga kegiatan yang dilakukan. Yaitu mengaji dan hafalan Alquran, serta mendengarkan ceramah. Juga ada penyuluhan tentang kesehatan dari petugas puskesmas.

Dalam kegiatan mengaji peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Iqra dan kelompok Alquran. Khusus untuk kelompok Iqra, dikhususkan bagi mereka yang belum bisa membaca Alquran bahkan belum hafal huruf hijaiyah.

Sedangkan kelompok Alquran bagi yang sudah bisa membaca Alquran. “Untuk lansia yang belajar iqra ada 21 orang. Yang kelompok Alquran ada 15 orang,” sebutnya.

Menurut Lastri, untuk kelompok Iqra disediakan seorang pembimbing yang mengajari para peserta belajar membaca iqra. Sedangkan untuk kelompok Alquran, para pesertanya melakukan tilawah atau tadarusan dan ditargetkan khatam minimal dua kali selama masa pesantren kilat itu berlangsung.

Diakuinya, dalam kegiatan tersebut ada sejumlah kendala, seperti misalnya penglihatan lansia yang sudah mulai menurun.

Akibatnya, mereka kurang jelas saat melihat huruf hijaiyah yang mereka pelajari. Begitu pula daya ingat yang juga sudah melemah, sehingga kerap mudah lupa dengan pembelajaran yang diterimanya.

Selain kendala itu, karakter lansia pun kembali seperti anak-anak. Dan tidak jarang ada lansia yang marah-marah kepada relawan, jika ada hal yang tidak berkenan di hatinya. Meski demikian, Lastri mengakui para lansia itu sangat bersemangat belajar mengaji dan mengikuti semua kegiatan dalam Pesantren Ramadan Lansia. “Karena itulah, saya selalu mengingatkan teman-teman relawan untuk ekstra sabar menghadapi mereka,” kata dia.

Dalam program itu, lanjutnya, disediakan pula ojek lansia gratis untuk antar jemput peserta. “Ada lansia yang sangat ingin ikut (pesantren, red), tapi tidak ada keluarganya yang mengantar. Karena itulah, kami sediakan layanan ojek lansia,” ungkapnya.

Menurut Lastri, Pesantren Ramadan Lansia kali ini merupakan tahun yang kedua. Pada Ramadan tahun lalu, pihaknya juga menggelar kegiatan serupa. Kegiatannya dilaksanakan karena menganggap penting untuk mengajak lansia belajar mengaji.

Memang, kata Lastri, selama ini kegiatan pesantren kilat biasanya diperuntukkan bagi anak-anak. Begitu pula pembelajaran membaca Al Quran, juga menyasar anak-anak. Untuk itu, pihaknya sangat ingin agar para lansia bisa mengisi bulan suci Ramadan dengan kegiatan yang lebih produktif dan bermanfaat.

Sumber: