Kota Cirebon Pilot Project Pengelolaan Sampah Berbasis Kesetaraan Gender

Kota Cirebon Pilot Project  Pengelolaan Sampah Berbasis Kesetaraan Gender

RAKYATCIREBON.ID - Kota Cirebon ditunjuk untuk menjadi lokus dari proyek pengurangan emisi di perkotaan, melalui peningkatan pengelolaan sampah dengan rencana kesetaraan gender dan inklusi sosial.

Proyek ini merupakan proyek yang dilaksanakan di tingkat Kabupaten dan Kota oleh CDM Smith dan PT Arkonin Engineering Manggala Pratama, atas nama Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ). GIZ ini merepresentasikan kerja sama Jerman bekerjasama dengan Kementerian PPN/Bappenas dan KLHK RI.

Sebagai awalan, Selasa (16/11) kemarin, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kota Cirebon bersama SKPD terkait melakukan workshop dengan perwakilan GIZ secara virtual.

\"Tadi kami sudah melakukan workshop dengan GIZ, perwakilan kerja sama Jerman. Jadi kita terpilih menjadi pilot project implementasi pengurangan emisi melalui pengelolaan sampah, kerja sama GIZ Jerman dengan Bappenas, lokusnya di Kota Cirebon. Ada enam daerah, salah satunya kita,\" ungkap Iing.

Penunjukan tersebut, lanjut Iing, menjadi sebuah kebanggaan, karena dalam menentukan lokus, tentunya Bappenas dan KLHK sudah melalui proses seleksi panjang. Sampai akhirnya menetapkan enam daerah, termasuk salah satunya Kota Cirebon.

\"Bagi kami, ini merupakan apresiasi. Karena kita dipilih melalui penilaian data dasar dan lain sebagainya. Teknisnya, nanti akan ada pendampingan dari GIZ. Mulai perencanaan pengelolaan sampah secara terintegrasi, kita punya PDU dan Bank Sampah, itu termasuk di dalamnya,\" lanjut Iing.

Proyek kerja sama dengan GIZ ini, kata Iing, akan terintegrasi juga dengan program lain yang sudah berjalan di Kota Cirebon. \"Akan ngelink dengan beberapa pilot project lain. Seperti dengan ADB untuk pengelolaan sampah plastik sulit. Bappenas dan KLHK sudah memetakan. Jadi tidak akan tumpang tindih,\" jelas Iing.

Untuk saling menguatkan, kata dia, proyek ini ke depan akan dijalankan dengan melibatkan semua pihak. Itulah mengapa proyek ini mengusung rencana kesetaraan gender dan inklusi sosial.

\"Saling menguatkan, pengelolaan sampah berbasis gender, ini merupakan pelibatan semua pihak. Termasuk inklusi sosial. Jadi, pengelolaan sampah terintegrasi. Kajian ini akan mengakomodir beberapa kepentingan. Pelaksanaan, ini baru pendahuluan. Akan berlanjut sampai 2023. Tahun depan insya Allah bisa dimulai,\" kata Iing. (sep)

Sumber: