15 Kecamatan Rawan Bencana Alam

15 Kecamatan Rawan Bencana Alam

RAKYATCIREBON.ID - Jelang musim penghujan, Pemerintah Kabupaten Kuningan gelar apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di Lapangan Sepak Bola Kelurahan Ciporang Samping Kodim 0615 Kuningan, Senin (15/11). Apel tersebut dipimpin oleh Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH.

Bupati Kuningan H Acep Purnama menyampaikan, kegiatan apel sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam  menanggulangi risiko bencana, karena penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, akademisi dan media massa yang digambarkan peran dan tanggung jawab  sektor tersebut harus bersama-sama proaktif dari penanganan darurat menjadi pengurangan risiko bencana.

“Semoga dengan kegiatan ini dapat meningkatkan peran dan fungsi masing-masing stakeholder dan pentahelix untuk bersama-sama melakukan rencana aksi kegiatan, sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, kita harus meningkatkan pelayanan publik yang langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan siap hadir ditengah masyarakat yang memerlukan bantuan pada saat penangganan bencana,” kata Bupati.

Menurut Bupati, bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin. Mulai dari banjir, angin puting beliung, longsor, abrasi, hingga gelombang pasang. Kerawanan tersebut bertambah seiring dengan masuknya musim penghujan.

Kerawanan tersebut, lanjut Bupati, semakin meningkat seiring dengan masuknya musim penghujan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor dan banjir di sejumlah titik.

“Maka kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya bencana harus kita tingkatkan. Apel ini sebagai bentuk kesiapsiagaan seluruh elemen di Kabupaten Kuningan,” tegasnya.

Bupati berpesan, kepada semua peserta Apel Kesiapsiagaan agar memantapkan dan mensiagakan personil serta sarana dan prasarana pada tiap-tiap posko yang telah dibentuk dalam membantu kemungkinan terjadi bencana, sekaligus menggugah kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

“Kita harus mempunyai dan memiliki komitmen bersama untuk pengurangan risiko bencana yang terencana dalam program pembangunan daerah berwawasan mitigasi bencana yang dilandasi pada hasil kajian bencana serta meningkatkan koordinasi dan kolaborasi antar SKPD untuk saling kerjsama dalam mengantisipasi dan mensinergikan penanganan kejadian bencana secara tepat dan cepat,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Indra Bayu Permana mengatakan, dampak La Nina di sebagian wilayah di Indonesia diprediksi akan dirasakan mulai awal November 2021. Siaga menghadapi dampak La Nina ini ditetapkan mulai November 2021 hingga akhir April 2022, di Kabupaten Kuningan tercatat ada 15 kecamatan yang diwaspadai rawan kejadian kebencanaan.

\"Ada 15 kecamatan, jenis kebencanaan yang diwaspadai adalah pergerakan tanah, banjir dan longsor disesuaikan dengan kondisi geografis di lapangan,\" terang IB, sapaannya.

Khususnya di wilayah Kabupaten Kuningan bagian selatan, sering mendapat laporan kejadian kebencanaan pergerakan tanah dan longsor. Kecamatan yang ada di bagian selatan Kuningan ini dintaranya, Hantara, Kadugede, Ciniru, Karangkancana, Subang, Selajambe dan Cilebak.

\"Itu daerah-daerah yang harus cepat rawan kebencanaan pergerakan dan longsor. Minimal ada kesiapsiagaan, bagaimana cara mengedukasi masyarakat melihatnya perubahan (anomali) cuaca ini,\" terang Kalak.(ale)

Sumber: