Berjuang Menemukan dan Mengobati Pasien TBC di Tengah Pandemi

Berjuang Menemukan dan Mengobati Pasien TBC di Tengah Pandemi

Jika ada pasien Covid-19 yang juga mengidap TB, tim akan lebih dulu mengobati Covid, setelah itu mengobati TB-nya. “Kita selalu siaga untuk mengobati dan memberikan energi kepada pasien TB untuk bisa sembuh,” kata dr Caroline yang didampingi oleh perawat Erika Cahyaningtyas.

dr Caroline juga berharap bagi masyarakat yang memiliki gejala TB secepatnya memeriksakan diri ke tenaga kesehatan terdekat, seperti Puskesmas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Hal ini dikarenakan jika terlambat ditangani, maka konsekuensi yang timbul yakni penyakit penderita bertambah parah dengan risiko besar dapat meninggal akibat TB. Selain itu penderita akan tetap menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya.

Gejala penyakit TB pada orang dewasa yakni batuk terus menerus yang disertai dengan dahak selama 2-3 minggu atau lebih. Terkadang disertai gejala tambahan yakni batuk darah, sesak napas dan disertai dengan nyeri di dada, berat badan turun, timbul keringat saat malam hari walau tanpa aktifitas.

Atas kerja kerasnya menemukan dan mengobati pasien TB di tengah pandemi, RSPC bahkan dianugerahi penghargaan dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Award 2021, sebagai Juara 3 nasional rumah sakit swasta/BUMN yang mampu mengimplementasikan program Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) Tuberkolosis (TB).

Penghargaan diumumkan pada acara penutupan Kongres XV PERSI  INA HOSPITAL FAIR II 2021 pada Sabtu, 30 Oktober 2021.  PERSI Award ini diselenggarakan sejak 2006 untuk mengapresiasi RS yang memiliki kiprah kemasyarakatan yang cukup baik. (iing casdirin)

Sumber: