Pemdes Mediasi Warga TCP dengan Developer

RAKYATCIREBON.ID – Pemerintah Desa Cempaka, Kecamatan Plumbon akhirnya memfasilitasi managemen Perumahan Telaga Cempaka Permai (TCP) dengan warga. Agar bisa menentukan solusi tepat, atas persoalan yang terjadi.
Hanya saja, undangan musyawarah itu, tidak dihadiri oleh satu pun perwakilan warga. Kendati demikian, mediasi tetap digelar sesuai dengan jadwal undangan yang sudah disebar. Adapun yang hadir, yakni pihak developer, Polsek, Koramil serta aparat desa yang menjadi mediator.
Kuwu Cempaka, Adam menjelaskan, pihaknya sudah berbaik hati, memediasi permasalahan antara warga dengan developer. Sehingga dibuatlah undangan untuk mempertemukan kedua belah pihak.
Hanya saja, kata dia, undangan yang sudah disebar belum di indahkan oleh warga. Sebab, perwakilan warga bahkan RT dan RW setempat pun tidak ada yang hadir.
\"Jadi tadi pertemuan tetap kita gelar. Yang datang hanya dari developer, Kapolsek dan Danramil. Perwakilan warga enggak ada yang datang. Sehingga tadi kita hanya mendengarkan dari sepihak dulu yakni dari pihak developer,\" kata Adam.
Meski demikian, dalam memediasi permasalahan ini, pihaknya akan tetap mendengarkan keluhan dan tuntutan warga. Artinya, akan mengagendakan lagi pertemuannya nanti. Sesuai waktu yang diinginkan oleh warga dengan menghadirkan semua pihak.
\"Kalau dari pihak developer, kooperatif dan ownernya Pak Haji Lukman sih tadi juga siap kapan saja waktunya untuk pertemuan lanjutannya. Tinggal nanti dari warga waktunya kapan bisanya,\" ungkap Adam.
Owner Perumahan TCP, H Lukman menjelaskan, sebenarnya sejak awal pihaknya sudah ada itikad baik. Yakni menyerahkan aset perumahan ke pemerintah daerah (Pemda). Hanya saja, setelah diverifikasi memang terkendala kekurangan berkas yang harus dipenuhi.
\"Dan kekurangan berkas itu tengah kami siapkan. Hanya saja memang butuh waktu. Jadi kami minta waktunya agar masyarakat bisa bersabar, kami tengah upaya untuk memenuhi kekurangan berkas yang diminta oleh pihak dinas,\" kata Lukman.
Pihaknya menghargai apa yang menjadi keputusan warga, untuk tidak hadir dalam pertemuan tersebut. Karena alasan bekerja. Namun, pihaknya berharap ada solusi dari aparat desa untuk permasalahan tersebut.
\"Kami harapkan bisa mengakomodir keinginan dua belah pihak yang akan dimonitor oleh pihak muspika setempat. Kami siap untuk hadir kembali, jika memang harus ada pertemuan lanjutan. Kami menunggu undangan selanjutnya dari aparat desa yang akan memediasi,\" kata Lukman.
Sementara itu, Warga Perumahan TCP, Gatot mengaku, warga bukannya tidak menghargai undangan aparat desa maupun menghindar untuk dimediasi. Tetapi hanya meminta waktunya diundur saja. Sebab, mayoritas perwakilan warga yang akan hadir bekerja di waktu siang hingga sore.
\"Jadi kami, sesuai kesepakatan warga, pertemuan itu di hari Sabtu malam atau Minggu di waktu siang pun tak apa. Karena kalau Minggu kan warga pada libur kerjanya,\" pungkasnya. (zen)
Sumber: