Limbah Miliki Nilai Tambah
RAKYATCIREBON.ID – Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon memberikan pelatihan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) tentang Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Limbah Peternakan.
Pesertanya sebanyak 180 KWT dari perwakilan setiap wilayah. Baik Wilayah Timur, Barat dan Tengah.
Ditempatkan ditiga titik yakni di P4S Al Barokah Desa Pamijahan, Kemudian di Aula Dinas Pertanian dan di BPP Astanajapura.
“Kita memberikan pelatihan kepada para KWT. Mereka kita latih agar bisa memanfaatkan limbah pertanian dan limbah peternakan,” kata Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Drs H Asdullah Anwar MM, Senin (27/9).
Pelatihan itu, terselenggara berkat kerjasama Dinas Pertanian dengan Kementrian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinaga-Bogor. Acaranya akan dilaksanakan selama 3 hari. Mulai Senin sampai Rabu (27-29/9).
Rupanya, kata Asdullah, limbah itu ketika diolah, bisa menghasilkan. Ada nilai tambah yang didapatkan. Sebut saja, misalnya dari pengolahan limbah pertanian dari jerami. Ternyata, bisa diolah menghasilkan makanan yang menyehatkan. Yakni jamur.
Disamping itu, bisa diolah menjadi pupuk tanaman serta menjadi makanan ternak.
“Termasuk juga dengan limbah kulit. Itu bisa diolah menjadi krupuk serta menjadi kerajinan yang bernilai lebih. Manfaat itu, belum banyak yang mengetahuinya,” tuturnya.
Pria yang juga merupakan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Asda I) menceritakan di Tegalkarang, sudah ada kelompok yang berhasil memanfaatkan limbah kotoran sapi. Kegiatannya sudah berjalan. Mereka mampu mengolahnya menjadi pupuk. Bisa meningkatkan produksi pertanian.
Hanya saja, ketika telah menghasilkan produk, kerap kali mengalami kendala. Yakni dalam hal pemasarannya. Pihaknya pun menangkap keresahan itu.
Makanya, akan dilakukan kerjasama dengan galeri-galeri, serta tempat penjualan oleh-oleh khas Cirebon. Selain itu, menjalin kerjasama pula dengan koperasi.
Tak hanya itu, pihaknya pun menggagas, agar nantinya ada wadah khusus, yang bisa menampung hasil dari pengolahan KWT. Asdullah menyebutnya dengan pusat hasil karya masyarakat (Pusaka Emas). Nantinya, Pusaka Emas itu, akan ditempatkan di daerah strategis.
“Nanti bisa di Plered atau di Tengahtani. Nanti kita siapkan. Kita akan menyewa tempat untuk menampung hasil pengolahan mereka. Biar bisa diperjual belikan,” katanya.
Ada harapan digantungkan. Minimalnya, kata mantan Kadisdik itu, KWT bisa meningkatkan keterampilan melalui pengolahan limbah. Hasilnya, bisa meringankan biaya hidup keluarga. Karena hal itu, bisa meningkatkan kesejahteraan KWT. (zen)
Sumber: