Cegah Kekerasan Seksual, PSGA Dua PTKIN Saling Tukar Pikiran
RAKYATCIREBON.ID – Dalam rangka mencegah praktik kekerasan seksual pada perempuan dan anak, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Sunan Gunung Jati Bandung bertandang ke PSGA IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jumat (27/8).
Ketua PSGA IAIN Cirebon, Naila Farah MAg menjelaskan, pertemuan kedua PSGA bertujuan membangun kesepahaman mengenai pencegahan kekerasan seksual di wilayah Jawa Barat. Hal itu penting dilakukan lantaran masih banyaknya kasus kekerasan.
Naila menilai, PSGA IAIN Cirebon sudah punya berbagai program pencegahan kekerasan seksual. Salah satunya melalui kampanye sadar gender yang digelar secara virtual dalam berbagai webinar. Sehingga bisa diakses secara luas oleh masyarakat.
“Alhamdulillah PSGA Cirebon sudah mempunyai Renstra, punya visi-misi, punya program-program sampai tahun 2024. Ternyata sangat diapresiasi oleh PSGA UIN Bandung,” kata Naila.
Menurut Naila, PSGA IAIN Cirebon tetap konsisten kampanye sadar gender di tengah pandemi Covid-19. Pemateri yang dihadirkan pun terbilang punya pengaruh besar terhadap kajian-kajian gender dan anak secara nasional.
Ada nama-nama seperti Prof Nasaruddin Umar, Dr Nadirsyah Husein, Prof Musdah Mulia, Mutia Hatta, dan sejumlah tokoh lain. “Progres PSGA IAIN Cirebon itu sangat bagus dalam program-programnya. Di antaranya mengadakan webinar-webinar tiap bulan konsistenl,” katanya.
Hal itulah yang membuat PSGA UIN Bandung tertarik bertukar pikiran mengenai eksistensi PSGA dalam konteks kekinian. “Akhirnya mereka tertarik ke sini kok bisa PSGA Cirebon mendatangkan dan melaksanakan program-program yang menurut mereka begitu bagus padahal dalam kondisi pandemi,” jelas dia.
Sementara itu, Ketua PSGA UIN Bandung, Dr Akmalia MAg menyampaikan, banyak potensi kerja samayang bisa dilakukan PSGA UIN Bandung dan PSGA IAIN Cirebon.Untuk pihaknya berkunjung ke Cirebon menjajaki peluang kerja sama tersebut.
“Kami mengadatakan kajian atau studi banding terkait program-program PSGA siapa tahu kita bisa kerja sama terkait program studi gender dan anak,” pungkasnya. (wan)
Sumber: