SMAN 1 Cirebon Belajar Tatap Muka Pekan Depan

SMAN 1 Cirebon Belajar Tatap Muka Pekan Depan

RAKYATCIREBON.ID - SMAN 1 Cirebon menjadi salah satu sekolah yang bersemangat untuk kembali membuka sistem pembelajaran tatap muka (PTM). pihak sekolah bakal berupaya memenuhi kriteria serta ketentuan yang dipersyaratkan, agar bisa menyelenggarakan PTM dengan prokes ketat.

Awal Juli lalu, SMAN 1 sudah sempat melakukan simulasi, bahkan sudah mulai melaksanakan PTM. Namun saat itu, baru beberapa hari PTM berjalan, pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM Darurat. Sehingga terpaksa pihak sekolah menyetop kegiatan sekolah tatap muka.

\"Saya dengar di Kuningan sudah ada yang mulai PTM. Kita juga sudah pernah mulai pada Juli lalu. Hanya, kebetulan ada kebijakan PPKM Darurat, makanya langsung kita setop,\" jelas Kepala SMAN 1 Cirebon, Dr Nendi.

Pada PPKM Darurat perpanjangan keenam yang diberlakukan sampai 30 Agustus mendatang, lanjut Nendi, pihak sekolah kembali memenuhi ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan oleh Satgas Covid-19 tingkat Kota Cirebon.

Bahkan, kata dia, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Satgas. Dan Satgas mulai memberikan lampu hijau kepada SMAN 1 Cirebon untuk diperbolehkan membuka pembelajaran tatap muka, dengan protokol yang aman ketat.

\"Guru dan pegawai sudah vaksin semua. Siswa dan siswi juga. Saya sudah koordinasi dengan Satgas, 25 persen untuk tatap muka sudah diperbolehkan,\" lanjut Nendi.

Merespons lampu hijau yang sudah diberikan Satgas, ditambah lagi upaya pemenuhan persyaratan yang terus dilakukan pihak sekolah, seperti memastikan ketersediaan sarana dan prasarana prokes, hingga pembagian jadwal belajar, SMAN 1 Cirebon sudah mantap dan siap untuk melaksanakan PTM mulai Senin depan.

\"Senin depan bisa mulai tatap muka. Tapi kita nanti lihat. Ini tergantung kesiapan wakasek kurikulum,\" jelasnya.

Untuk ketentuan dan teknis jadwal yang akan diberlakukan, kata Nendi, dari 36 rombel yang ada, setiap rombel akan hanya diperbolehkan 25 persen saja. Dan untuk jam belajar akan diberlakukan jam normal, mulai pukul 07.00 sampai 15.30 WIB.

\"Jam belajar normal, karena tidak ada relaksasi kurikulum. Kita juga mengejar 42 jam pelajaran seminggu. Pembagiannya, kita ada 36 rombel. Minggu pertama kelas 10 dan setengahnya kelas 11, begitu seterusnya. Minggu berikutnya berulang. Jadi karena hanya 25 persen dalam satu minggu sekolah, maka setiap siswa hanya akan sekolah satu minggu dalam sebulan. Misal ada 36 siswa di satu rombel, maka setiap minggu hanya ada sembilan yang berangkat,\" tutupnya. (sep)

Sumber: