Jembatan Keas, Hasil Swadaya Masyarakat

Jembatan Keas, Hasil Swadaya Masyarakat

RAKYATCIREBON.ID – Jembatan penghubung desa Setu Wetan Kecamatan Weru dengan Desa Astapada Kecamatan Tengah Tani kini telah jadi. Diresmikan tepat, di momentum HUT RI ke 76.

Jembatan yang memiliki panjang 18 meter dan lebar 3 meter itu, diberi nama Jembatan Keas, kepanjangan dari Kedung Bawang dan Astapada. Warga pun kini sudah menikmati buah keringat mereka.

Pasalnya, pembangunan jembatan itu, murni hasil swadaya masyarakat. Tanpa ada uluran tangan pemerintah.

Padahal, sebelum pembangunan, bersileweran para pejabat, melihat langsung kondisi jembatan yang sebelumnya hanya beralaskan anyaman bambu. Salah satu diantaranya Ketua DPRD, HM Luthfi MSi.

Tapi, politisi PKB itu, hanya andon selfi. Selesai itu, tak ada tindakan lagi. Alhasil, bentuk kekecewaan warga diekspresikan dengan iuran sukarela. Berapapun nilainya, ditampung.

\"Jembatan KEAS ini dibangun murni swadaya masyarakat tanpa bantuan dari instansi pemerintah,\" kata Perwakilan Panitia, Sutendi, kemarin.

Pembangunan Jembatan KEAS diawali dari keinginan masyarakat 2 desa yang menginginkan dibangunnya jembatan permanen. Dalam proses pembangunannya, mengalami dua tahap. Tahap pertama, menghabiskan anggaran Rp151 juta. Dan hanya bisa mendirikan pondasi serta pengadaan besi WF.

Proses pembangunan pun sempat terhenti, lantaran terkena dampak pandemi. Kemudian ditahap kedua, dilanjutkan, dan berhasil mengumpulkan anggaran hingga Rp103 juta.

\"Semua hasil swadaya masyarakat. Dan setelah tahap kedua ini, hanya butuh dua bulan pembangunan jembatan selesai. Jadi totalnya menghabiskan Rp254 juta. Semua swadaya,\" ungkpanya.

Pria yang akrab disapa Tendi itu pun mengharapkan terbangunnya jembatan KEAS mampu menunjang perekonomian masyarakat sekitar.

Sementara itu, Budayawan Muda Cirebon, Fathan Mubarak menilai Pemda dan para pejabat sedang ditelanjangi masyarakat. Setelah pembangunan jalan hasil swadaya masyarakat Tegalgubug, kini publik Cirebon kembali dihebohkan oleh pembangunan jembatan yang juga merupakan murni hasil swadaya masyarakat setempat.

Pembangunan jembatan ini bahkan lebih dramatis, sebab prosesnya terjadi hingga berjilid-jilid dan memakan waktu tiga tahun.

Dimulai sejak pertengahan 2019, akhirnya diresmikan pada 17 Agustus lalu, bertepatan dengan perayaan HUT RI ke-76.

Padahal, pemerintah tahu betul bahwa jembatan tersebut sangat vital bagi masyarakat dari dua kecamatan. \"Orang dinas tahu. Ketua DPRD bahkan pernah meninjau langsung. Tapi ya itu, ternyata cuma numpang selfie doang,\" imbuhnya.

Sumber: