Diduga, ULP Mainkan Lelang
RAKYATCIREBON.ID – Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, H Mahmud Jawa SH menduga, ULP Bidang Pengadaan Barang dan Jasa (Basjas) Bagian Pembangunan Setda sering \"bermain\". Indikasinya, sering menunda-nunda keputusan pemenang lelang.
\"Banyak yang tanya kepada saya tentang dugaan indikasi permainan. Permainan itu mungkin saja ada. Ya salah satunya sering menunda keputusan pemenang,” kata Jawa, Senin (9/8).
Artinya kata politisi Demokrat itu, apakah ULP kurang mampu mengevaluasi sehingga waktu yang ditetapkan tidak cukup waktu mengevaluasi. Padahal, waktu keputusannya, mereka (ULP, red) sendiri yang menentukan.
“Ini sering mundur loh jadwalnya berkali-kali. Jadi ada indikasi apa ini,” katanya.
MJ -- sapaan akrabnya juga menjelaskan penundaan keputusan pemenang lelang dilakukan bukan hanya lelang proyek pembangunan gedung KPU saja. Namun hampir semua lelang proyek. Sampai memakan waktu berhari-hari.
\"Tidak satu atau dua hari saja penundaannya, tapi tiga sampai empat hari juga. Dan ini akan kita sampaikan ke Pak Bupati,\" kata Jawa.
Pihaknya akan melakukan pengawasan. Masalah tersebut akan dibawa, baik saat rapat kerja maupun investigasi. Pihaknya berhak secara langsung mengundang perwakilan Forjakon, LSM ataupun media, untuk mengungkap kasus tersebut.
\"Sebagai anggota dewan yang duduk di Komisi III tentang pembangunan, kami sangat mungkin melakukan pengawasan. Malahan kalau ada indikasi kuat Bidang Barjas melakukan permainan, kami akan panggil ahli digital forensik. Nanti akan terlihat dengan terang benderang, terkait dugaan pelanggaran tersebut,\" ungkap Jawa.
Mahmud Jawa pun menanggapi isu terkait pemenang lelang proyek pembangunan kantor KPU senilai Rp 3,4 miliar yang dimenangkan CV Dewa Tunggal Mandiri. Perusahaan tersebut diakuinya memang milik istrinya. Namun menurut dia, di dalam perusahaan itu banyak orang yang bergabung di dalamnya.
Ia menjelaskan, sejauh ini tidak ada masalah ketika perusahaan istrinya ikut lelang. Selain itu, usianya sudah cukup lama. Sudah 17 tahun berdiri sejak 2004 lalu. Pun juga dengan prosedur lelang semua ditempuh mengikuti aturan. Jawa malah mengaku bersyukur, kalau saja perusahaan tersebut diklaim sebagai pemenang.
“Masalahnya, sampai saat ini pemenangpun belum ditentukan oleh pihak ULP. Ini kan aneh. Tiba-tiba muncul isu perusahaan istri saya sebagai pemenang lelang, itu data dari mana? Ya kalau memang didoakan menang, alhamdulillah saya bersyukur,\" katanya.
Sementara itu, Kabag Pengadaan Barang dan Jasa Setda Pemkab Cirebon, Edi Kurnaedi menyebutkan, penawaran yang dilakukan calon pemenang pertama yaitu Dewa Tunggal Mandiri, masih dalam posisi wajar.
\"Masalahnya, penawaran masih di atas harga HPS. Kalau pun ada penawaran di bawah 80 persen, harus dilakukan klarifikasi ulang,\" pungkasnya. (zen)
Sumber: