Dua Santri Nekat Jalan Kaki

Dua Santri Nekat Jalan Kaki

RAKYATCIREBON.ID - Dua santri asal Bekasi, terjaring operasi PPKM Darurat di pintu perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Keduanya itu, Moh Fatih dan Sarifah Nur Ika, kakak beradik yang mondok di Pesantren Al Falah Semarang. 

Saat diturunkan, ternyata petugas tidak memberikan surat jalan. Intruksinya, hanya diperintahkan untuk kembali. Tidak boleh melanjutkan perjalanan. Tapi, kakak beradik itu, nekat. Ingin terus melanjutkan perjalanan, meski harus melewatinya dengan berjalan kaki. 

Rasa rindunya kepada orang tua dan kampung halaman mengalahkan kekhawatiran, tak mendapatkan kendaraan. Keduanya pun usai diturunkan, langsung mencari masjid, untuk melangsungkan sholat sekaligus beristirahat menghilangkan penat.

Rupanya, nasib sial benar-benar menimpa kedua santri bersaudara itu. Karena saat singgah di masjid kawasan Tegal, tak terasa dompet dan barang-barangnya hilang. Kendati demikian, tidak menyurutkan niatnya untuk terus melanjutkan perjalanan. 

Moch Fatih dan Sarifa pun sempat melapor ke kantor Polisi di Tegal. Namun tidak mendapat respon positif. \"Kami disuruh pulang ke Semarang tanpa diberikan surat keterangan jalan,” kata Moch Fatih, menceritakannya sambil terbata-bata.

Alhasil, dua hari berjalan kaki pun ditempuhnya. Hingga akhirnya sampai di Kota Cirebon. \"Kami selalu beristirahat di masjid. Tapi selalu diusir petugas. Mereka khawatir, kami membawa virus Covid-19. Tapi Alhamdulillah, dua hari berjalan kaki, sampai ke At-Taqwa,\" akunya. 

Ada cerita berbeda ketika berada di At-Taqwa. Kedua santri tidak mendapat perlakuan kasar. Bahkan ditolong oleh aparat TNI, hingga akhirnya disinggahkan ke rumah aman Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Daerah Kabupaten Cirebon. 

“Saya bertemu dengan bapak-bapak tentara di Masjid At Taqwa, lalu kami berdua dibawa ke rumah aman KPAID Kabupaten Cirebon. Alhamdulillah, kita bisa beristirahat setelah menempuh perjalanan dari Tegal ke Cirebon, saya dan Sarifa tidak makan selama dua hari,\" katanya.

Keduanya berharap bisa pulang bertemu keluarga dan orang tuanya di Bekasi. \"Kami berdua kepinginnya bisa pulang ke Bekasi ketemu keluarga, karena kami sudah rindu sekali,\" jelasnya.

Sementara itu Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAID) Kabupaten Cirebon, Hj Fifi Sofiyah menceritakan, keduanya ditemukan oleh salah seorang anggota TNI asal Cirebon yang bertugas di Jakarta. 

\"Anggota TNI tersebut sebelum pulang ke Cirebon, menyempatkan salat dulu di Masjid Raya At-taqwa Kota Cirebon dan akhirnya menemukan kedua adik-adik ini dalam kondisi yang memprihatinkan dan terlunta-lunta dijalan selama delapan hari,\" kata Bunda Fifi--sapaan akrabnya.

Fifi juga menceritakan, anggota TNI tersebut menghubunginya agar bisa tinggal di rumah aman. \"Insya Allah kita akan pulangkan adik-adik ini ke Bekasi. Dan alhamdulillah keduanya juga sudah dilakukan swab dan hasilnya negatif,\" tuturnya.

Fifi juga mengimbau kepada masyarakat untuk mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah, jangan melakukan perjalanan jauh. \"Saya mengimbau kepada masyarakat sementara untuk ikut aturan pemerintah, karena kondisinya sedang pandemi begini,\" pungkasnya. (zen)

Sumber: