Ngawangkong Ala Dinas Lingkungan Hidup

Ngawangkong Ala Dinas Lingkungan Hidup

RAKYATCIREBON.ID - Meski pandemi covid 19 belum berakhir, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan tetap melakukan aktifitas di bulan Ramdhan. Salah satu aktifitasnya yakni mengadakan ngawangkong bertajug “Mendukung Kuningan Lestari dengan Kebun Pepeling dan Bank Sampah,” di Desa Rajawetan Kecamatan Pancalang.

Acara nagawangkong dihadiri Wawan Setiawan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ben Setiawani, Kabid Pengelolaan Persampahan. Muhamad Sopyan Kabid TKL, Direktur Pemasaran Bank Kuningan Arif Komara, Kepala Desa Rajawetan, Dedi M. Ruslan, Opik Rustandi, Plt Kepala Desa Tenjo  Layar Kecamatan Pancalang. Serta aparatur desa dan sejumlah warga. Hal itu sesuai protokol kesehatan (Prokes) Covid 19.

Wawan Setiawan, menerangkan acara ngawongkong merupakan kegiatan selama bulan ramdhan saja. Bukan besifat permanen tapi temporer. Kegiatan tersebut, dilaksanakan lebih santai setelah berbuka puasa dan tempatnya terbuka. Tidak tertutup. Membicarakan program yang akan dilaksanakan kedepannya juga sharing dengan pemerintah desa setempat.

“Kita menyampaikan kepada kepala desa, ada program pengantin peduli lingkungan (Pepeling) juga Bank Sampah sesuai surat edaran (SE) Bupati Kuningan tentang Pembentukan Sekolah Adiwiyata dan Bank Sampah Desa/Kelurahan. Kita merencanakan realisasi kegiatan itu melalui sosialisasi paska lebaran,” terang Wawan.

Menariknya, kata Wawan, program Pepeling itu harus koordinasi dengan pihak desa. Karena berkaitan dengan lahan yang harus disediakan. Tujuannya untuk menanami pohon yang diserahkan para pengantin. Selama ini pihaknya pun kesulitan dengan lahan. Sebab Dinas Lingkungan Hidup tidak memiliki lahan untuk itu.

“Program Pepeling itu sederhana. Kalau ada lahan satu hektar saja yang disiapkan pihak kecamatan melelui desa. Sudah cukup. Lahan itu nantinya akan ditanami pohon sejenis. Misalnya pohon mangga, alpukat atau duren sesuai unsur hara tanahnya. Supaya clear and clean, pihak desa membuat surat keteranan yang diketahui pihak kecamatan. Bahwa lahannya ada yang diperuntukan kebun Pepeling,” ungkapnya.

Pohon sejenis, masih kata Wawan, maksudnya begini. Setiap calon pengantin untuk satu tahun harus memberikan pohon yang sama. Nantinya akan menjadi ciri khas kecamatan atau desa setempat. Misalnya, wilayah Pancalang cocok dengan tanaman mangga maka yang ditanam mangga semua. Apabila di Kecamatan Cidahu, cocoknya alpukat. Maka daerah itu akan diarahkan menanam alpukat.

“Ciri khas ini yang ingin dikedepankan sesuai potensi desa masing-masing. Selain itu di area Pepeling harus terintegrasi dengan pengolahan sampah. Tujuannya supaya sampah di wilayah itu berkurang secara signifikan. Jadi kita melakukan kolaborasi program. Supaya hasilnya lebih maksimal. Nantinya bisa jadi potensi ekonomi desa,” ucapnya.

Progam tersebut disambut baik Kepala Desa Raja Wetan Dedi M. Ruslan. Pihaknya mendukung upaya realisasi program Dinas Lingkungan Hidup. Pihaknya pun sudah menyiapkan lahan bengkok seluas satu hektar lebih untuk dijadikan Kebun Pepeling dan Pengolahan Sampah berbasis Bank Sampah.

“Saya secara pribadi maupun atas nama Pemerintah Desa menyambut baik program dari Dinas Lingkungan Hidup untuk proram Kebun Pepeling dan Bank Sampah. Ada lahan lebih dari satu hektar untuk dpergunakan. Dan kita siap membuat surat keterangan peruntukannya. Sebab potensi desa bisa tergali dengan baik,” ungkapnya.(ale)

Sumber: