Petani Tanam Padi Lebih Awal
RAKYATCIREBON.ID – Kemarau tahun ini, petani di Kabupaten Cirebon menyebarkan benih lebih awal. Hal tersebut di karenakan, pasokan air yang ada mulai berkurang, termasuk juga curah hujan yang sudah mulai jarang.
Plt Kepala Dinas Pertanian kabupaten Cirebon, Ir Wasman MM menyampaikan, musim tanam gaduh satu sudah mulai dilakukan di beberapa wilayah Kabupaten Cirebon. Seperti diantaranya yakni di wilayah selatan timur, Sedong, Greged, Pasaleman, Ciledug itu sudah pada tutup tanam kalau gaduh satu.
Untuk wilayah baratnya, kata dia, di Kecamatan Palimanan yang mempunyai pengairan dari Jamblang kiri dan Jamblang kanan juga sudah tutup tanam, serta Kecamatan Dukuhpuntang juga sudah dilakukan.
“Tinggal utara saja yang belum, lagi panen mudah-mudahan di bulan Mei bisa tanam,” katanya, kemarin.
Guna mendukung keberhasilan musim tanam gaduh satu, aku Wasman, pupuk susbsidi di pastikan aman. Namun, untuk musim gaduh dua dan gaduh 3, masih dalam posisi tidak aman.
“Tapi kalau nanti untuk menjelang gaduh dua dan gaduh tiga, kita pasti bermasalah. Karena alokasinya berkurang, nah kita bisa aman biasanya di 30 sampai 33 ribu ton urea saja. Nah sekarang, kemarin 19 ribu ton terus ada entrian baru menjadi 22 ribu ton, masih jauh,” ungkap Wasman.
Meskipun pemerintah memberikan solusi, lanjut Wasman, dengan mengeluarkan pupuk yang non subsidi. Akan tetapi harganya cukup mahal, sehingga tidak terjangkau sama petani.
“Kalau yang urea subsidi Rp.2250 kalau yang non subsidi itu hampir Rp.5000 per kilogram, itu hampir dua kali lipat. Sementara sekarang HPP gabah yang gabah kering panen itu hanya Rp.4200, gabah kering gilingnya Rp.5300. Jadi sebetulnya biaya produksinya tinggi,” paparnya.
Kecuali, petani mampu membeli pupuk non subsidi atau nanti di kombinasi dengan pupuk organik. Sebetulnya walau yang subsidi pun, petani itu harus mulai merubah pola budidaya. Sebab, tanah kita ini sudah karat, sudah keracunan pupuk kimia.
“Kan pupuk organik juga sudah mudah dibuat, di Cirebon kan banyak rumah potong hewan, ada kambing kan banyak. Nah sebetulnya harus seperti itu harusnya petani itu,” katanya.
Ia menjelaskan, kebutuhan gaduh satu rata-rata pertahun dengan luas tanam 90 ribu hektare. Dari Oktober-Maret sampai April-September. Kemarin saat musim rendeng (musim penghujan) 46 ribu, di gaduh satu kurang lebih 16 sampai 20 ribu hektare.
“Untuk gaduh dua 25 ribu hektare, jadi kurang lebih jumlahnya itu kurang lebih 90 ribu, tinggal di bagi. Per hektare itu membutuhkan pupuk 2,5 kwintal, atau 2 kwintal urea satu kali masa tanam satu musim. Terus NPK sejumlah segitu lagi, itu kebutuhan per hektare. Itu biaya kebutuhan produksi per hektare itu 7 jutaan,” pungkasnya. (zen)
Sumber: