Legislatif Soroti Pelayanan Dasar Rumah Sakit Daerah

Legislatif Soroti Pelayanan Dasar Rumah Sakit Daerah

Dirut RSUD Waled, Kita Aman, Bisa Dibuktikan


RAKYATCIREBON.ID – Pelayanan dasar di rumah sakit umum daerah (RSUD) dikeluhkan masyarakat. Pansus IV DPRD Kabupaten Cirebon pun menyayangkannya. Pasalnya, banyak keluhan masyarakat disampaikan langsung ke legislatif.

Ketua Pansus IV DPRD Kabupaten Cirebon, Siska Karina SH MH membeberkan keluhan itu masih ditataran pelayanan dasar. Misalnya, AC ruangan, mati. Sarana prasarana belum memadai. “Masa iya untuk perbaikan AC saja harus ngadu ke dewan. Sekelas air westafel macet saja masa ngadu ke dewan. Itu kan pelayanan dasar yang mestinya dituntaskan oleh menagemen,” katanya, usai memimpin Rapat Kerja bersama managemen RSUD Waled dan RSUD Arjawinangun, Selasa (6/4).

Makanya, pihaknya meminta managemen segera mengevaluasinya. Serta menyediakan sentral pengaduan, untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat. “ Pokoknya, harus dievaluasi. Kami minta, sentra pengaduan. Kalau memang ada ditempel. Sertakan nomor kontaknya, kepada siapa harus menghubunginya. Untuk memberikan pelayanan kepada pasien, biar cepat sembuh,” kata dia.

Karena, rumah sakit milik daerah ini, kata Siska menjadi corong pemerintah dalam memberikan pelayanan. Anggaran operasionalnya dibiayai pemerintah. Disamping itu, RSUD bertanggungjawab untuk memberikan sumbangsih PAD. Manakala terus dibiarkan keluhan menumpuk, akan kalah bersaing dengan rumah sakit milik swasta.

“Keluhan itu, muncul dari dua rumah sakit milik daerah. Tapi tadi dari RSUD Waled sih mengaku, untuk sentra pengaduan sudah ada. Kami tidak percaya begitu saja, akan kita cek langsung lain waktu,” tegas politisi Golkar itu.

Sementara itu, Direktur RSUD Waled, dr H Budi Setiawan Soenjaya MM menjelaskan, sebenarnya untuk pelayanan dasar sudah bagus. Bahkan, kotak saran pun sudah tersedia. “Kita juga sudah membagi tugas. Ketika ada keluhan di jam kerja, tanggung jawabnya itu kepala ruangan. Diluar jam kerja, kepala tim. Kotak saran juga sudah ada,” kata dr Rudi—sapaan akrabnya.

Mekanismenya, ketika ditemukan adanya keluhan, disampaikan ke humas. Kemudian ditindaklanjuti dalam rapat mingguan. “Seperti apa keluhannya. Jadi cepat kita tindaklanjuti. Kalau didiemkan kan makin rusak. Kan efeknya juga nanti berimbas ke kepercayaan publik. Jadi kami jaga betul,” kata dia.

Managemen sudah membagi tugas, para penanggungjawabnya selalu standby. Terlebih ketika terjadi hujan. “Kan bangunan kita tinggi sendiri. Jadi tempat pusaran angin. Jadi untuk mengantisipasi mati lampu, petir, kebocoran atau pun banjir. Tim kita selalu standby. Untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat,” pungkasnya. (zen)

Sumber: