Perajin Anyaman Bambu, Bertahan di Tengah Himpitan Perabotan Plastik

Perajin Anyaman Bambu, Bertahan di Tengah Himpitan Perabotan Plastik

RAKYATCIREBON.ID - Perajin anyaman bambu di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, masih terus produktif di masa pandemi Covid-19. Mereka enggan menyerah di tengah  maraknya perkakas serta perabotan plastik.

Meskihanya sebagai pekerjaan sambilan, namun masih saja ditekuni secara turun-temurun. Sehingga menjadi ikon industri rumahan berbasis kearifan lokal. Kerajinan anyaman bambu, seperti  bakul, kipas angin dan lainnya ini dapat ditemui di wilayah Kecamatan Rajagaluh dan Palasah.

Perajin anyaman bakul, Sumirah (55) warga Desa Cisetu, Kecamatan Rajagaluh mengatakan, perajin anyaman bambu pantang menyerah di tengah serbuan produk berbahan plastik.

\"Membuat anyaman bambu bukanlah mata pencarian utama. Sehari-hari, kami berprofesi sebagai petani atau perkebunan. Tapi, karena anyaman yang dihasilkan memiliki kualitas bagus, sehingga bernilai jual lumayan,\" kata Sumirah, Senin (29/3).

Harga kerajinan anyaman bambu Majalengka sangat bervariasi. Tergantung besar atau kecil ukuran anyaman bakul tersebut. Di tengah serbuan benda-benda plastik yang harganya jauh lebih murah, menurutnya, kerajinan anyaman bambu mampu bertahan dan memiliki pembeli setia.

Namun demikian, diperlukan bantuan dari berbagai pihak agar kerajinan anyaman bambu dapat terus bertahan dan berkembang. \"Selain merupakan hasil kerajinan tradisional masyarakat Majalengka, dibanding benda-benda plastik, anyaman bambu sangat ramah lingkungan,\" jelasnya.

Sementara itu, Titin (45), warga Desa Trajaya, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, mengaku saat ini produksi anyaman bambu sudah kalah bersaing dengan plastik.

\"Sekarang ini sudah kalah bersaing dengan produk plastik. Tapi sejumlah perajin di desanya masih bertahan. Meski tidak banyak, tapi masih laku dan dicari pembeli,\" ucapnya.

Menurutnya, sebelum para perajin membuat anyaman bamboo, terlebih dahulu disiapkan bambu kemudian dipotong dan dibuat sayatan sesuai kebutuhan.

\"Telaten dan semangat disertai keterampilan khusus saat menganyam, merupakan modal utama agar hasilnya bisa maksimal. Anyaman bambu bertahan dan dikenal oleh masyarakat luas,\" ucapnya. (*)

Sumber: