Sekarang Jemput Bola, Disdukcapil Datangi Warga yang Butuh E-KTP

Sekarang Jemput Bola, Disdukcapil Datangi Warga yang Butuh E-KTP

RAKYATCIREBON.ID - Sempat terhenti karena pandemi, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cirebon kembali melakukan pelayanan sistem jemput bola.

Bahkan, jika ada permintaan pelayanan perekaman E-KTP bagi mereka yang sudah uzur, maka petugas akan datang ke kediaman warga.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cirebon, Atang HD mengatakan, selain mulai melakukan imigrasi pelayanan dari sebagian dokumen kependudukan ke sistem online.

Pelayanan yang masih dilakukan manual pun terus dipermudah. Salah satunya dengan hadirnya petugas untuk melayani di lingkungan masyarakat.

\"Biasanya di lingkungan RW, kita turun jika ada permintaan. Namun untuk pelayanan disabilitas, jika ada permintaan keluarga kita datangi rumahnya,\" ungkap Atang kepada Rakyat Cirebon.

Selama tahun 2021, hingga saat ini pihaknya sudah melayani tiga orang berkebutuhan khusus yang memerlukan pelayanan perekaman E-KTP. Dan semua didatangi langsung oleh petugas ke rumah yang bersangkutan.

\"Tahun lalu saja saat pandemi, ada sekitar lima orang yang kita datangi. Sekarang sudah ada tiga orang. Pelayanannya rekam E-KTP,\" lanjut Atang.

Pelayanan jemput bola turun ke masyarakat, sudah mulai dilakukan sejak Februari lalu. Bahkan saat hari libur pun, jika diperlukan petugas siap diturunkan ke lapangan untuk memberikan pelayanan.

Sasaran utama adalah mereka para wajib KTP baru yang belum melakukan perekaman. Sisanya, para pemilik yang kartu E-KTP-nya hilang atau rusak.

\"Dulu keliling tiap hari Rabu ke sekolah. Sasaranya para pemula. Kita jemput bola ke kelurahan setiap Sabtu Minggu. Intinya, kita memudahkan pelayanan saat pandemi,\" jelasnya.

Pelayanan turun langsung ke masyarakat, lanjut Atang, tergantung adanya permintaan. Biasanya, pihak RW atau dari kelurahan mengirim surat, lalu ditindaklanjuti dengan penjadwalan.

\"Jemput bola, permohonan dari yang sakit atau dia memang ada gangguan kesehatan. Sehingga tidak bisa pergi ke kecamatan untuk perekaman. Untuk sasaran, kilta lihat mana kecamatan yang banyak belum rekam. Saat ini, masih banyak di Harjamukti. Kita per hari 250 cetak, karena mesin cetak yang aktif cuma dua. Kalau blangko aman,\" kata Atang. (sep)

Sumber: