Tanpa Sadar Banyak yang Terpapar Kelompok Ekstrim
RAKYATCIREBON.ID - Beberapa mantan Narapidana (Napi) teroris asal Kabupaten Cirebon sudah mengikuti pembinaan kewirausahaan oleh Densus 88 Mabes Polri.
Namun, karena jadwal pelatihan kurang intens, sehingga mengakibatkan sejumlah eks napi teroris tidak banyak yang terlibat secara aktif.
Hal itu dikemukakan Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg usai menghadiri panen raya oleh eks napi teroris yang diadakan oleh Densus 88.
Menurut Imron, dari hasil dialog dirinya dengan sejumlah mantan napi teroris, diketahui para mantan napi tersebut menginginkan ada tindaklanjut dari pelatihan yang mereka jalani.
Bahkan, pelatihan berupa budidaya ikan yang dilaksanakan dua bulan satu kali dengan mengikutsertakan dua napi dirasa masih kurang efektif.
Sebab, banyak eks napi teroris yang kurang aktif karena pelatihan tidak melibatkan lebih banyak mantan napi tersebut.
\"Karena itu, tadi saya suruh kepala Kesbangpol untuk mendata kemudian didiskusikan program pelatihannya. Mantan teroris ini minatnya di bidang apa, kalau bidang pertanian nanti dengan dinas pertanian, perikanan ya dinas perikanan. Tapi pimpinannya kan ahli elektronik, bahkan dia siap buka bengkel otomotif,\" ujar Imron.
Sejauh ini, kata Imron, dirinya belum tahu persis jumlah eks napi teroris asal Kabupaten Cirebon yang sudah bebas. Namun, dari informasi yang ia terima, mantan napi teroris.yang akan bebas dalam waktu dekat jumlahnya cukup banyak.
Kendati mantan napi teroris Kabupaten Cirebon jumlahnya tergolong banyak, namun Imron menyebut paparan paham radikal itu justru berasal dari luar Kabupaten Cirebon.
Dijelaskan Imron, warga Kabupaten Cirebon yang terpapar paham radikal itu karena tanpa disadari mengikuti pengajian kelompok ekstrim.
\"Mereka awalnya usaha di luar Cirebon, di Cirebon dia ngaji dan lalu di tempat usahanya juga dia ngaji. Tapi ternyata pengajian yang diikuti adalah dari kelompok ekstrim. Di situlah dia terus terusan dicuci otaknya. Jadi yang banyak terpapar itu setelah mereka keluar dari Cirebon,\" jelas Imron.
Jika tidak diantisipasi, imbuh Imron, dikhawatirkan akan menyebarkan ke teman, kerabat dan saudaranya di Kabupaten Cirebon dengan pemahaman yang salah tersebut. Imron mengaku tidak mau kecolongan atas hal itu.
\"Walaupun kelihatannya sekarang \"aman\" kita tetap perlu antisipasi, karena khawatir kecolongan itu. Kalau ponpes dan majelis taklim di Cirebon sih kebanyakan moderat,\" paparnya. (yog)
Sumber: