Pusat Lalin Ekspor Impor Otomotif, Patimban Ancaman Tanjung Priok

Pusat Lalin Ekspor Impor Otomotif, Patimban Ancaman Tanjung Priok

\"Kami mengajak pelaku industri otomotif dan kendaraan motor maupun produsen komponen sparepart dan sampai industri bahan baku untuk menjadikan Patimban sebagai mitra strategis untuk kegiatan ekspor impor sehingga bisa jadi pusat perdagangan internasional,\" tuturnya.

Lebih lanjut, Achmad mengatakan, industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.

Saat ini, kata dia, setidaknya ada sekitar 19 perusahaan industri kendaraan bermotor roda 4 atau lebih yang ada di Indonesia. Total nilai investasi mencapai sebesar Rp93 triliun dengan kapasitas 2,3 juta unit per tahun.

\"Menyerap 38 ribu tenaga kerja langsung dan lebih 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri otomotif,\" jelasnya.

Achmad mengatakan, produk kendaraan bermotor dalam negeri telah mampu tembus ke 80 negara dunia. Dari periode Januari sampai September ekspor kendaran CBU sebanyak 155 ribu unit atau senilai Rp28 triliun dan CKD 34,7 ribu set atau seniali Rp1 triliun. Sedangkan, komponen 40 juta pcs atau senilai Rp15,2 triliun.

Pemerintah Harus Melakukan Pembagian Tugas antara Patimban dan Tanjung Priok. Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan, Pelabuhan Patimban dengan Pelabuhan Tanjung Priok tak boleh saling bersaing. Kedua pelabuhan di sisi utara Pulau Jawa ini harus dapat bersinergi.

Aviliani mengaku khawatir akan terjadi tumpang tindih kewenangan yang berujung pada persaingan tidak sehat dalam pengelolaan dua pelabuhan itu nantinya. Karena itu, pemerintah harus melakukan pembagian tugas yang jelas. Apalagi, kata dia pemerintah terutama Kementerian BUMN terus menggaungkan holding dan pembagian tugas yang jelas antar lembaga pemerintahan.

\"Adanya pelabuhan internasional ini kita berharap ada subsitusi impor, tetapi ekspor kita naik. Itu juga salah satu hal yang bisa menjadi keunggulan dari pelabuhan ini. Pelabuhan Patimban harus related dengan Tanjung Priok, supaya tidak ada persaingan,\" katanya, dalam diskusi virtual, Jumat, 20 November.

Selama ini, kata Aviliani, daya saing logistik selalu menjadi kendala. Hal ini karena kontribusinya masih cukup besar terhadap harga pokok. Adapun, aktivitas ekspor dan impor masih melalui Singapura atau Malaysia, setelah dikemas baru ekspor ke negara lain. Menurut dia, dengan mengurangi pemakaian jalur transportasi laut negara jiran, nantinya margin keuntungan perusahaan bisa semakin besar.

\"Kita mengalami neraca pembayaran paling besar, salah satunya adalah pembayaran kapal-kapal asing yang membawa barang. Dengan pelabuhan ini kapal-kapal kita yang bisa didorong dan akan berdampak pada capital outflow khususnya pada logistik,\" tuturnya. (*)

Sumber: