Pecahan Rp75 Ribu Terserap 30 Persen, Masih ada Jutaan Lembar

Pecahan Rp75 Ribu Terserap 30 Persen, Masih ada Jutaan Lembar

RAKYATCIREBON.ID - Penukaran uang pecahan Rp75 ribu sebagai edisi koleksi peringatan HUT ke-75 RI di wilayah Ciayumajakuning masih rendah. Dari total kuota yang disediakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon baru 30 persen saja yang sudah terserap.

Kepala KPw BI Cirebon, Bakti Artanta mengatakan, saat ini sudah 22.600 lembar uang Rp75 ribu yang sudah disebar di masyarakat.”Sementara kuota di BI Cirebon ada jutaan lembar,” ujar Bakti.

Menurutnya, KPw BI Cirebon masih membuka penukaran. Baik kolektif maupun individu. Bahkan kuota penukaran individu yang semula dijatah 150 lembar kini ditambah menjadi total 300 lembar. “150 untuk sistem indvidual kita naikin 300 lembar,” jelas Bakti kepada Rakyat Cirebon, Senin (5/1).

Sementara untuk penukaran kolektif bisa dilakukan di hari kerja. Satu KTP dapat satu lembar uang pecahan Rp75 ribu. Batas minimal penukaran kolektif yakni 17 orang per kelompok. “Silakan kalau mau daftar. Masih dibuka bisa datang ke BI Cirebon,” tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mengatakan, uang baru pecahan Rp75 ribu dicetak dalam bentuk kertas sebanyak 75 juta lembar. Sehingga total yang dicetak pemerintah senilai Rp5,62 triliun.

“75 juta lembar yang dicetak ditandatangani Menteri Keuangan RI selaku wakil pemerintah dan Gubernur BI,” ujar Sri Mulyani seperti dikutip dari Sulbar Ekspres (Fajar Indonesia Network Grup).

Dia menjelaskan, pengeluaran uang kemerdekaan pecahan Rp75 ribu tersebut dikoordinasikan dengan berbagai pihak dan melalui perencanaan yang matang sejak 2018.

“Ini koordinasi yang baik dari beberapa pihak seperti BI, Kemenkeu, Kemensos dan para ahli waris,” beber Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga mengungkapkan, diterbitkannya uang baru itu diharapkan menjadi momentum kebangkitan Indonesia dalam melawan pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai.

“Jadikan peristiwa ini sebagai simbol kebangkitan dan optimisme menghadapi tantangan dampak pandemi Covid-19, guna melanjutkan pembangunan bangsa menyongsong masa depan Indonesia Maju,” ungkap Sri Mulyani.

Sedangkan, Gubernur BI, Perry Warjiyo menuturkan, pengeluaran uang rupiah sebagai mata uang tidak hanya berperan sebagai alat pembayaran, tetapi sebagai lambang kedaulatan masyarakat serta sistem kemandirian bangsa Indonesia.

“Setiap lembar uang rupiah mengandung identitas dan karakteristik bangsa Indonesia. Kami telah mendistribusikan uang ini ke seluruh kantor-kantor,” tandasnya. (wan/hab/sol)

Sumber: