44 Auditee jadi Sasaran Pekan AMI

44 Auditee jadi Sasaran Pekan AMI

RAKYATCIREBON.ID – Guna menjamin terjaganya mutu internal di lingkungan kampus, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Syekh Nurjati Cirebon melakukan Pekan Audit Mutu Internal (AMI) selama 10 hari, Senin – Sabtu (5-10/10). Melibatkan 22 auditor, Pekan AMI bakal menyasar 44 auditee (sasaran audit) dari level bagian, lembaga, pusat, unit, pascasarjana, fakultas dan jurusan.

Kepala LPM IAIN Cirebon, Dr Kartimi MPd menjelaskan, Pekan AMI bertujuan untuk memastikan seluruh pelaksanaan kegiatan di kampus setempat sudah sesuai dengan standar untuk mewujudkan program kampus.

 “Kerangan audit yang digunkana yaitu Standar C9 sesuai borang akreditasi. C1 – C5 untuk level fakultas, sementara jurusan menggunakan C6. Sedangkan untuk level unit atau lembaga menggunakan standar ISO,” papar Kartimi.

Bahkan, kata Kartimi, waktu auditnya pun berdasarkan kesepakan antara auditie dan auditor untuk kapan dilaksanakannya. Sedangkan hasil auditnya, imbuh dia, akan ditindaklanjuti dan dilaporkan ke pimpinan untuk kemudian dicarikan solusi dari temuan tersebut.

“Audit ini bukan untuk mencari kesalahan atau men-judge. Tapi untuk mengetahui dan mencari solusinya. Di akhir audit juga nanti ada ekspos kepada auditee terkait hasil temuan kita. Jadi nanti disampaikan kepada mereka benar gak nih temuan kita kaya gini,” terangnya.

Auditor Dr Hj Dewi Fatmasari MSi yang juga Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) IAIN Cirebon menjelaskan, pihaknya mendapat tugas untuk mengaudit di 4 titik.

“Di Bagian Umum Rektorat, Jurusan Tadris Biologi, Mahad Al-Jamiah, dan S2 Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI),” katanya saat melakukan audit bersama Sekretaris Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) kampus setempat, Dr Ratna Puspitasari MPd yang juga seorang auditor.

Untuk yang diaudit, lanjut Dewi, adalah terkait administrasi, yaitu kelengkapan dokumen kegiatan dari awal hingga akhir harus ada dan terdokumentasikan dengan baik.

“Untuk fakultas itu kan menggunakan 9 standar, sedangkan unit menggunakan standar ISO. Untuk ISO ini sampai tindak lanjutnya. Seperti pengadaan alat dan risikonya, feedback ke masyarakat dan mahasiswa seperti apa,” tuka dia. (wan)

Sumber: