Wisuda Online IAIN Cirebon Didemo Mahasiswa
Rektor Pastikan Sesuai Aturan, Semua demi Cegah Covid-19
RAKYATCIREBON.ID - Berbarengan dengan penyelenggaraan wisuda Sarjana dan Magister XXI IAIN Syekh Nurjati Cirebon secara daring, Kamis (24/9), sejumlah mahasiswa yang juga wisudawan melakukan unjuk rasa. Sembari mengenakan baju toga, mereka mempertanyakan pelaksanaan wisuda daring yang dinilai kurang persiapan.
Dalam orasinya, mahasiswa menyerukan Rektor IAIN Cirebon DR H Sumanta Hasyim MAg buka suara soal dugaan maladministrasi alokasi dana wisuda. Mahasiswa menilai wisuda daring tak membutuhkan banyak biaya. Sedangkan mahasiswa tetap diharuskan membayar penuh.
Salah satu peserta aksi, Diki, menjelaskan, selain menyoroti transparansi dana wisuda online, mereka juga protes pelaksanaan acara tersebut yang dianggap belum optimal karena terdapat banyak gangguan teknis saat gladi bersih.
Diki menegaskan, selain sistem dan anggaran, pihaknya juga menuntut pelaksanaan wisuda dapat digelar secara offline. Pasalnya, imbuh dia, untuk biaya wisuda mereka dikenakan biaya sekitar Rp600 ribu. “Selain transparansi dana dan konsep wisuda, kami ingin adanya wisuda offline. Karena kita rasa untuk online itu tuh uang kita nggak kepakai. Kita mau audiensi dengan Pak Rektor,” tutur dia.
Rektor IAIN Cirebon DR Sumanta Hasyim MAg mengatakan pihaknya mengikuti instruksi dari Kementerian Agama (Kemenag) di mana pelaksanaan wisuda digelar daring. Kemenag tidak membolehkan adanya kerumunan di masa pandemi Covid-19. “Sehingga wisuda daring menjadi pilihan yang paling strategis,” kata dia.
Sumanta menyadari, sebagian besar wisudawan sangat menghendaki wisuda digelar tatap muka. Seperti tahun-tahun sebelumnya. “Tapi, kita harus mengedepankan kehatian-hatian demi mencegah potensi penularan Covid-19. Mencegah kemudaratan itu lebih baik dari mencari kemaslahatan. Dan semua berjalan transparan,” tukas Sumanta.
Senada dikatakan Wakil Rektor I IAIN Cirebon Dr H Saefudin Zuhri MAg. Ia menjelaskan, dana mahasiswa yang masuk ke rekening kampus tak bisa diutak-atik sembarangan. Oleh karena itu, dugaan terkait maladministrasi alokasi dana wisuda pun tak bisa dibenarkaan.
“Dana itu masuk ke rekening kampus. Bukan ke rekening rektor atau siapapun,” tandas Saefudin. (wan)
Sumber: