DPR Pertanyakan Performa Mentan Soal Ketahanan Pangan
RAKYATCIREBON.ID-Komisi IV DPR mempertanyakan performa Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjaga ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19. K
Komisi IV DPR mencatat, di saat petani tengah memasuki musim tanam, pupuk malah langka. Serangan hama mulai banyak terjadi. Harga gabah naik signifikan. Penyuluh pertanian juga kurang mendapat perhatian dari pemerintah.
Senayan khawatir, jika masalah ini terus berlarut, kelangkaan akan pangan terjadi tahun depan. Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Djohan mengaku banyak mendapat keluhan dari petani saat kunjungan kerja di banyak daerah.
Keluhan itu kebanyakan adalah masalah kelangkaan pupuk. Menurutnya, petani menjerit karena saat menghadapi musim tanam baru Oktober ini, pupuk malah menghilang.
Untuk itu, dia mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) agar masalah pupuk ini bisa segera dituntaskan.
“Saya meminta Kementan memastikan masa tanam di akhir tahun ini, sudah ada kepastian bahwa di Oktober ini para petani sudah bisa mendapatkan pupuk,” kata Daniel dalam rapat kerja bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Gedung Parlemen, Jakarta, kemarin.
Daniel bilang, jeritan petani ini bisa segera dicarikan jalan keluarnya. Sebab, jika kelangkaan pupuk ini tak bisa diselesaikan, pasti akan berimplikasi ke produksi beras nasional di tahun 2020 dan berdampak pada kesejahteraan petani.
Bukan hanya masalah pupuk, lanjut Daniel, petani juga mengeluh menghadapi masalah serangan hama. Untuk itu, dia meminta Kementan hadir membantu petani mengatasi masalah hama ini.
“Masalah hama ini harus dihadapi dengan baik sehingga tidak menghambat target produksi dan kekhawatiran kita kekurangan pangan untuk tahun depan,” katanya.
Terakhir, Daniel meminta agar Menteri Syahrul memperhatikan para penyuluh pertanian.
Sebab, di tengah pandemi Covid-19 di mana semua aspek mendapat perhatian, penyuluh sebagai garda terdepan bersama petani menjaga produktivitas pangan nasional, justu sangat kurang mendapat perhatian.
“Kita mendorong menteri (pertanian) benar-benar sebagai Bapak mereka, bisa memperhatikan para penyuluh sehingga mereka tetap bisa bekerja dengan baik dalam rangka meningkatkan produksi,” tambah dia.
Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras sepanjang 2019 sebesar 31,31 juta ton, turun 7,75 persen dari produksi tahun sebelumnya yang sebanyak 33,94 juta ton. (rmco)
Sumber: