Dibalik Pertemuan Haji Hasan Mustapa dan Snouck Hurgronje
RAKYATCIREBON.ID-Pada 1889, Snouck tiba di Hindia Belanda. Dia menjadi penasihat resmi pemerintah Belanda untuk urusan kolonial. Informan penting yang kerap membantu Snouck di Hindia Belanda adalah Haji Hasan Mustapa.
Pertemuan Snouck dan Mustapa pertama kali terjadi di Mekkah pada 1885. Sejak itu, mereka berhubungan erat dan menjalin komunikasi intensif. Mustapa adalah bagian dari komunitas Jawi di Mekkah, yang menjadi objek penelitian Snouck.
Hasan Mustapa merupakan cedekiawan, ulama, dan pujangga asal Garut, yang tenar di tanah Pasundan. Dia segera melakukan kontak dengan Snouck saat sang profesor asal Leiden itu tiba di Hindia Belanda.
Menurut van Koningsveld dalam “Conversion of European Intellectuals to Islam; The Case of Christiaan Snouck Hurgronje alias Abd al-Ghaffar”, Mustapa berperan besar dalam pernikahan Snouck dengan gadis Sunda bernama Sangkana di Ciamis pada 1890. Dari Sangkana, Snouck mendapatkan empat anak, yakni Salmah Emah, Umar, Aminah, dan Ibrahim. Usai Sangkana wafat karena keguguran pada 1896, Snouck menikah dengan Siti Sadijah, putri R.H. Muhamad Su’eb wakil penghulu Bandung, pada 1898. Dari Sadijah, dia mendapatkan anak bernama Joesoef.
Mustapa tak hanya membantu Snouck dalam urusan pribadi. Dia berperan memperkenalkan Snouck kepada para ulama di Jawa, untuk mengumpulkan laporan mengenai kondisi keagamaan di Hindia Belanda. Perjalanan keliling Jawa itu dilakukan dua kali dalam kurun waktu dua tahun, dari 1889 hingga 1891. (*)
Sumber: