Misteri Terbunuhnya Sultan Matangaji

Misteri Terbunuhnya Sultan Matangaji

Dalam perang gerilya tersebut, Belanda selalu kalah sehingga akhirnya menggelar perundingan kembali. Namun, ketika perundingan yang dimediasi oleh pengurus kuda istana bernama Ki Muda terjadi, Sultan Matangaji dikhianati dan Belanda pun menghabisi seluruh pasukan yang dipimpin oleh Sultan Matangaji.

Kendati dihabisi, saat itu Belanda tak mampu menghabisi nyawa Sultan Matangaji. Sehingga Belanda memutuskan untuk mengurung Sultan Matangaji. Matangaji hanya bisa dibunuh dengan senjatanya sendiri.

“Ternyata perjuangan berakhir dan Matangaji dibunuh oleh Ki Muda di Pintu Ukir Keraton Kasepuhan dan Ki Muda diangkat oleh Belanda menggantikan Matangaji,” tutur dia.

Kepergian Sultan Matangaji membuat Pangeran Raja Kanoman menggalang perlawanan. Beberapa yang memimpin perlawanan terhadap Belanda yakni Bagus Arsitem (Pangeran Sukmadiningrat), Bagus Rangin (Pangeran Atas Angin), Bagus Serit (Pangeran Syakroni).

“Belanda ditantang untuk datang ke Desa Kedondong. Tapi para pemimpin perang sudah siapkan strategi dan jebakan. Selama beberapa hari perang di situ Belanda kalah terus,” Opan mengisahkan.

Perlawanan terpusat di Desa Kedondong Kecamatan Susukan pada April sampai September tahun 1818. (*)

Sumber: