Nina Dapat Karpet Merah Rebut Tiket Cabup PDIP

Nina Dapat Karpet Merah Rebut Tiket Cabup PDIP

RAKYATCIREBON.ID-DPC PDI Perjuangan merekomendasikan 3 kadernya untuk disusung oleh koalisi perubahan bersama 5 partai politik lainnya. Nina A Da’i Bachtiar dinilai menjadi satu-satunya kader internal PDIP yang sulit dibendung langkah politiknya untuk merebut Rekomendasi DPP partai banteng.

Informasi yang berhasil dihimpun, Nina merupakan pengurus DPP PDI Perjuangan Bidang Kelautan Perikanan Nelayan dan Petani dibawah komando Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Prof DR H Rokhmin Dahuri dan Ketua Umum Hj Megawati Soekarno Putri. Sehingga kans Nina mendapatkan penugasan dari partai dengan dominasi warna merah itu.

Hal itu dibenarkan Mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Iwan Hendrawan, bahwa kader internal jauh lebih diprioritaskan oleh DPP partainya ketimbang bukan kader. Namun diharapkan, Nina juga mendapatkan simpati dari masyarakat secara positif agar saat survei dilakukan namanya juga tinggi.

“Dari kualifikasi intelektual Nina adalah lawyear dengan S2 Hukum, yang pasti memiliki kekuatan kualitas personal diatas rata-rata bacabup PDI Perjuangan, bahkan di 10 bacabup koalisi perubahan,” tegas Mantan Ketua DPRD Kabupaten Indramayu itu.

Iwan menjelaskan, Nina secara finansial juga mumpuni dibandingkan bacabup lainnya, mengingat Nina putra tokoh Nasional yang disegani yakni Mantan Kapolri. Dimana namanya juga memiliki pengaruh sangat kuat di Indramayu.

“Bahkan saya bisa memastikan yang sukses meraih rekomendasi PDI Perjuangan adalah dia yang memiliki kekuatan akses dan lobi tingkat nasional. Dan Nina pengurus DPP ditambah orang tuanya adalah tokoh yang memiliki kedekatan dengan Megawati.

Iwan menganalogikan, Jokowi tidak akan direkomendasi oleh PDI Perjuangan jika tidak ditunjang oleh kekuatan besar orang disekelilingnya yang memiliki kapasitas lobi dan kekuatan finansial yang cukup.

“Jadi berdasarkan pengalaman pilkada yang sudah-sudah, struktur partai bukan parameter utama keberhasilan bacabup mendapatkan tiket cabup maupun cawabup, apalagi bacabup yang hanya memiliki jaringan tingkat DPC atau tingkat DPD Jabar saja,” tukasnya.

Iwan menyebut, Pilkada 2015 adalah bukti dimana orang yang malah tidak mendaftar direkomendasi hanya karena punya kekuatan lobi-lobi tingkat elit di DPP. “Melihat situasi saat ini menurut saya Nina diatas angin, karena punya semua instrumen yang dibutuhkan sebagai calon bupati,” katanya.

Selain itu menurut Iwan Nina adalah representasi Indramayu Barat (Inbar) karena warga Kecamatan Losarang. Hal itu diakui Iwan menambah poin Nina untuk mendapatkan dukungan yang masif dari warga Inbar.

“Di Pilkada 2015 gerakan perubahan itu sangat besar dan masif dari Inbar, sehingga jika figurnya dari sana sangat bisa cepat diterima dan mendapatkan dukungan hebat juga. Sekarang saja saya melihat sendiri tokoh masyarakat sampai paguyuban di Inbar sudah kelihat merapat ke Nina,” kata Iwan.

Apalagi Nina bisa mewakili perempuan dimana jumlahnya di Kabupaten Indramayu sangat tinggi sekali. Karena perempuan dalam sistem politik saat ini jauh lebih mudah disentuh dengan perempuan juga.

“Saya kira nama lain selain Nina di PDI Perjuangan lemah, saya juga sampaikan ke mereka bukan hanya melalui media. Kalau mau kuat lakukan lobi-lobi tingkat dewa dan harus memiliki finansial lebih dari Rp5 Miliar. Karena di sitem demokrasi liberal sekarang tidak bisa merebut kekusaan tanpa kemampuan finansial cukup dari figur calon bupatinya,” tandasnya.

Merespon hal tersebut Bacabup PDIP Nina A Da’i Bachtiar merasa bersyukur jika kehadirannya seperti menjadi harapan besar dan masa depan masyarakat Indramayu. Karena ia telah memilih untuk menghibahkan diri mengabdi bagi majunya Kabupaten Indramayu di masa mendatang.

Sumber: