Cuaca Ekstrem Ancam Budidaya Udang

Cuaca Ekstrem Ancam Budidaya Udang

RAKYATCIREBON.ID-Kebutuhan udang di Indonesia dinilai masih sangat tinggi, sehingga potensi budidaya masih sangat terbuka.

Sayangnya, cuaca ekstrem yang tengah melanda berbagai wilayah di tanah air, membuat was-was kalangan pelaku budidaya udang vaname. Apalagi di saat yang sama, mutu lingkungan dan air di kolam budidaya juga terus menurun.

Hal ini diakui menjadi ancaman bagi kalangan petambak di 9 kabupaten Pemalang, Jawa Tengah (Jateng). Merekapun melakukan studi banding ke kampung Juara, Desa Gerongan, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, yang dinilai mampu menjaga stabilitas mutu dan kuantintas hasil budidaya udang vaname.

Founder Teknologi Juara, Ahmad Arif, mengatakan, perubahan lingkungan yang tidak bisa terkendali (fluktuasi suhu), memiliki implikasi kuat pada penurunan sistem imun dan kemampuan sekresi enzim oleh udang secara alami. Hal ini memicu tidak maksimalnya udang dalam mencerna pakan yang sudah diberikan.

\"Walhasil, bukan kualitas udangnya saja yang menurun, tapi juga ada efek beruntun yang merusak lingkungan,” ujar Ahmad Arif, di Pasuruan, Senin (2/3/2020).

Ahmad Arif menjelaskan, metode yang diterapkannya mampu menjaga kualitas air dengan melakukan pengolahan material dari sisa pakan dan kotoran dari udang yang ada di dasar tambak. Selain itu, juga meningkatkan serapan pakan buatan pada udang sehingga pakan akan lebih optimal. Hal tersebut sudah dibuktikan di tambak-tambak Desa Gerongan yang merupakan binaan dari PT Juara Biolife Solution.

Teknologi ini mampu merombak material organik (protein, Lemak, karbohidrat, dan lain-lain) menjadi gugus pendek yang nantinya dapat di konsumsi ulang oleh udang atau sebagai makanan bagi pakan alami udang.

\"Ada enzim yang kami beri nama Juara, ini membuat pengolahan tuntas dan cepat dengan mengubah nitrit menjadi nitrat, N2 dan H2O. Selain itu, dirancang untuk menjaga stabilitas kondisi lingkungan tambak agar tidak terjadi fluktuasi tinggi. Pasalnya, udang sangat rentan dengan perubahan suhu, pH dan kualitas air yang cukup besar,\" jelasnya.

Menurut Ahmad Arif, enzim yang dibutuhkan udang ini merupakan jenis organik yang terdiri dari gabungan dari prebiotik, probiotik, enzim dan substrat. Sementara, sampah organik tambak yang berasal dari sisa pakan, feses, dan moulting dengan cepat dapat di degradasi agar tidak berbahaya bagi lingkungan tambak.

\"Dengan enzim juara Biogreen, hasil yang diperoleh petambak mengalami kenaikan signifikan. Perubahan akan terasa dalam jangka waktu pendek sekitar 30 hari. Plankton stabil dan pH stabil. Alkalanitas tidak turun dan kondisi kolam jauh lebih nyaman,\" tandas Ahmad Arif. (*)

Sumber: