WN Tiongkok Pekerja PT Kereta Api Cepat Indonesia China, Ternyata Kena Demam Berdarah, Bukan Coronavirus

WN Tiongkok Pekerja PT Kereta Api Cepat Indonesia China, Ternyata Kena Demam Berdarah, Bukan Coronavirus

RAKYATCIREBON.ID-PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) memberikan klarifikasi soal pekerja asal China berinisial YP, yang sempat diduga terjangkit new coronavirus atau virus Korona jenis baru.

Menurut Humas PT KCIC Denny Yusdiana, setelah dilakukan pemeriksaan dan dirawat intensif di RS Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat sejak Minggu (26/1), pekerja tersebut tidak terjangkit new coronavirus.

\"Ternyata, bukan kena virus Korona. Tetapi demam berdarah,\" ujar Denny, saat dihubungi RMco.id, Senin (27/1).

Sebelum dirawat intensif di RS Hasan Sadikin, Bandung, YP sempat menjalani perawatan di RS Cahya Kawaluyaan.

Namun, karena mengeluh demam tinggi dan sesak napas, YP pun dipindah ke RS Hasan Sadikin pada Minggu (26/1).

\"Ini adalah prosedur preventif. Semua pekerja yang menunjukkan gejala demam dan flu, serta memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, maka kami langsung meminta segera dirujuk ke rumah sakit. Supaya bisa ditangani dengan tepat,\" jelas Denny.

Ia menambahkan, YP sudah berada di Bandung sejak Oktober, dan tidak kembali ke China dalam waktu dekat ini.

Menyikapi penyebaran virus Korona jenis baru yang kini sedang mewabah, Direktur HR LA & Asset PT KCIC Puspita Anggraeni menjelaskan, pihaknya senantiasa melakukan screening ke seluruh pegawai yang baru tiba dari perjalanan, maupun transit, dari luar negeri.

Termasuk keluarga, serta tamu yang mengunjungi proyek KCJB, sebagai tindakan pencegahan masuknya virus berbahaya ke lingkungan kerja.

Pemeriksaan dilakukan dengan menggandeng sejumlah rumah sakit baik di Jakarta maupun di Bandung.

Selain itu, pegawai KCIC kini juga diwajibkan mengenakan masker, dan mengikuti instruksi Kementerian Kesehatan agar terhindar dari virus Korona jenis baru tersebut.

\"Tenaga kerja yang yang pulang dinas dari luar negeri, dan keluar masuk proyek kami, diwajibkan menjalani screening kesehatan, dan meng-update kondisi kesehatannya,\" tandas Puspita. (rmco)

Sumber: