Apakah Media Sosial Mendikte Kerja Jurnalisme?
Pada segmen pembaca umum yaitu tribunnews.com, kompas.com, merdeka.com, suara.com, dan jawapos.com terdapat pertarungan anak-cucu Grup Kompas Gramedia: tribunnews.com dan kompas.com. Fakta bahwa keduanya berada di bawah satu atap Grup Kompas Gramedia kerap membuat sebagian pembaca dan akademisi menggeneralisasi seluruh media milik Grup Kompas Gramedia adalah satu komando. Kenyataannya tidak. Sebagai entitas bisnis, mereka bersaing sama sengitnya meski kerap saling menggunakan berita milik grup mereka.
Tribun adalah generik dari Kelompok Pers Daerah (Persda) yang lahir pada 1987. Tribun kini telah menjadi raksasa koran daerah yang menyaingi jaringan Jawa Pos. Soal kelas pembaca, Tribun ditujukan bagi SES A-B maupun B-C. Sementara tribunnews.com sebagai induk bagi portal berita Tribun, adalah ujud bauran berita yang ditujukan bagi SES A hingga C.
Yulis Yulianto News Manager tribunnews.com mengakui pihaknya memang mementingkan kecepatan sementara verifikasi dilakukan secara berdampingan bahkan menyusul. Untuk tugas verifikasi ada tim khusus berjumlah 60 orang. Soal kecolongan? Diakui pernah terjadi. Strategi tribunnews.com, yang juga banyak digunakan suara.com, kerap dicibir sebagai jurnalisme umpan klik atau jurnalisme kuning. Strategi yang akan kurang relevan jika pembaca memiliki kesadaran dan kemampuan untuk memilih dan memilah informasi (literasi informasi).
Bagaimana dengan kompas.com? Lahir di bawah manajemen PT Kompas Cyber Media (KCM) pada 1998, kompas.com memiliki perbedaan medium, historis, nilai, dan pola pikir dengan koran Kompas maupun koran Kompas versi digital kompas.id. Kompas.com ditujukan bagi kelas SES A-B. Meski bermedium sama dengan tribunnews, mazhab jurnalistik yang dianut berbeda. Heru Margianto Wakil Redaktur Pelaksana kompas.com menuturkan kebijakan redaksi memutuskan menunda pemuatan berita saat informasi beredar di media sosial belum terverifikasi.
Strategi kompas.com juga digunakan jawapos.com, yang mulai berbenah tiga tahun terakhir, dan mendapati pola pengunjung mereka didominasi pembaca yang melakukan pencarian langsung. Artinya, secara perlahan ketergantungan pada isu media sosial cenderung relatif bisa dikurangi.
Bagaimana dengan voa-islam.com? Hingga saat ini voa-islam.com belum menjadi perusahaan media. Redaksi voa-islam meyakini informasi yang viral di media sosial adalah kebenaran dan mengklaim menerapkan disiplin jurnalistik dalam bekerja maupun melakukan klarifikasi ketika terdapat berita yang bermasalah. []
*Tulisan ini disusun berdasarkan penelitian yang melibatkan seluruh mahasiswa peserta Mata Kuliah Etika dan Hukum Media Universitas Bakrie tahun 2017 dan 2018.
*ALGOOTH PUTRANTO
Sumber: