Haidar Bagir Bicara Tasawuf di IAIN Cirebon

Haidar Bagir Bicara Tasawuf di IAIN Cirebon

PEMBICARA. Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg dan Direktur Utama Kelompok Mizan Bersama, Dr Haidar Bagir menjadi pembicara pada Kuliah Umum Mengenal Tasawuf, Kamis (12/9) ei Aula FUAD.
RAKYATCIREBON.CO.ID - Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin Adab Dakwah (FUAD) IAIN Syekh Nurjati Cirebon menghadirkan Dr Haidar Bagir, Direktur Utama Kelompok Mizan. Bersama, Kamis (12/9). Kehadiran Haidar sebagai narasumber utama dalam Kuliah Umum Mengenal Tasawuf, Spiritualisme dalam Islam di Aula FUAD. 

Kuliah umum ini diikuti dosen dan mahasiswa di lingkungan IAIN Cirebon.  Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengatakan, kehadiran Haidar Bagir menambah warna kajian keilmuan di lingkungan IAIN. Menurutnya, hal itu sangat positif agar mahasiswa dan dosen punya wawasan luas mengenai kejian tasawuf dalam Islam. 

IAIN, kata Sumanta, sangat terbuka dengan kajian tasawuf. Bahkan di jurusan tertentu, tasawuf jadi mata kuliah wajib. Di dalam kehidupan manusia modern, peran tasawuf juga tak kalah penting. Yakni sebagai gerakan kesehatan mental di tengah keterasingan manusia modern. 

“Karena terasing jauh dari Tuhan. Akhirnya masuk ke jurang yang tidak kita kehendaki. Termasuk di Perguruan Tinggi. Tasawuf hadir sebagai solusi kesehatan mental. Tasawuf bagian tak terpisahkan dari Islam, zuhud,” ungkapnya. 

Sementara itu, Haidar Bagir dalam pemaparannya mengungkapkan, dalam konteks kekinian, tasawuf punya dua peran penting. Yakni sebagai solusi dari persoalan kesehatan mental. Kemajuan teknologi membuat disrupsi yang sangat tajam. Sehingga berdampak pada pola berpikir salah dan gangguan mental. 

“Dan yang tak kalah penting adalah bahwa tasawuf itu berasal dari cinta. Sehingga orang yang mengamalkan tasawuf tidak gampang membeci orang, mengkafirkan orang,” ungkap penulis Epistemologi Tasawuf itu. 

Dia mengatakan, justru ruh dalam beragama adalah tasawuf. Di kalangan Nahdliyyin, tasawuf sudah jadi bagian tak terpisahkan. Pasalnya, di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) diakui tiga tokoh besar tasawuf yang berpengaruhi di dunia hingga saat ini. 

“Memang sebagian kelompok ada yang salah paham tentang tasawuf. Tapi bagin NU, kalau tasawuf hilang dari NU, maka bukan lagi NU. NU itu fiqihnya dari empat imam mazdhab, kalamnya Ima Ash’ari, kemudian tasawufnya dari Imam Junaid Al Baghdadi, Imam Al Hasibi dan Iman Al Ghazali,” tambahnya.  (wan)

Sumber: