Bersiap jadi UIN, LPM IAIN Cirebon Matangkan Model Integerasi Keilmuan

Bersiap jadi UIN, LPM IAIN Cirebon Matangkan Model Integerasi Keilmuan


RAKYATCIREBON.CO.ID – Lembaga Penjamin Mutu (LPM) IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar Uji Publik dan Seminar Integerasi  Keilmuan, Senin – Selasa (26-27/8) di Hotel Aston Cirebon. Kegiatan ini menghadirkan Prof Dr Dede Rosyada MA dari UIN Jakarta dan Prof Dr Mudjia Rahardjo MSi dari UIN Malang. 

Ketua LPM IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr Kartimi MPd menjelaskan, kegiatan uji publik dan seminar ini bertujuan untuk membahas model integrasi keilmuan sebagai metode pembelajaran di kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Juga sebagai perencanaan disain besar kurikulum menuju perubahan statuta dari IAIN menjadi UIN.

Kartimi mengungkapkan, uji publik dan seminar intergerasi keilmuan juga sebagai tindak lanjut dari FGD yang digelar beberapa waktu lalu.  Dalam kesempatan itu dihasilkan  integrasi keilmuan antara agama dan umu dengan  nama Mata Ilmu dan hasil produknya bernama Muhsin Sejati.

“Kita undang Prof Dede Rosyada sebagai konseptor dan pelaku integrasi keilmuan di PTKIN. Nanti setelah diuji publik dan diratifikasi, integrasi keilmuan ini akan kita bawa ke tingkat senat untuk disahkan dan nanti terbit SK dari rektor,” ungkapnya. 

Selanjutnya, setelah diterbitkan Surat Keputusan (SK) rektor, model dan produk integrasi keilmuan yang digarap LPM ini bisa diimplementasikan di masing-masing satuan kerja, yakni lembaga maupun unit di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 

Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengulas, ide integerasi keilmuan sebetulnya sudah dimulai sejak 2011. Sebelum menelurkan model dan produk integerasi keilmuan sendiri, sejumlah kajian dan hingga study banding ke kampus lain baik di dalam negeri atau di luar negeri.

 “Kita sudah banyak melakukan study banding sampai ke universitas dalam negeri maupun luar negeri, yakni universitas di Malaysia dengan tujuan  untuk melihat implementasi integrasi keilmuan di masing-masing perguruan tinggi,” ujarnya.

Sumanta berharap,  integrasi keilmuan ini dapat menghilangkan dikotomi ilmu. “Yang kita pahami ada ilmu agama dan ilmu umum dan dalam konteks integrasi seharusnya menyatu dan jargon yang diusung oleh kita adalah Ikhsan Sejati dan inilah adalah bentuk integrasi keilmuan yang ada di IAIN Cirebon,” terangnya. (wan)

Sumber: