Effendi Edo: Kampanye Ganti Walikota Masih Wajar
CIREBON – Pascaorasi politik Ketua DPD PAN Kota Cirebon, Dani Mardani SH MH mengenai ajakan untuk ganti walikota, pro dan kontra terus bergulir. Bagi yang kontra, mereka menyebut Dani tengah panik. Tapi bagi yang pro, kampanye ganti walikota dianggap wajar. Di posisi tengah, pengamat politik menilai kampanye itu dangkal. Atas kontroversi itu, Calon Wakil Walikota yang didukung PAN, Effendi Edo SAP MSi turut angkat bicara. Ia menilai, campaign yang digulirkan Dani maupun beberapa tim pemenangan dirinya adalah hal wajar. “Sah-sah saja. Mungkin keinginan itu (ganti walikota, red) memang ada. Tapi juga yang tidak memiliki keinginan itu ada,” ungkap Edo. Edo menambahkan, kewajaran itu berlaku juga bagi pendukung petahana Calon Walikota, Drs Nashrudin Azis SH yang berpasangan dengan Calon Wakil Walikota, Dra Hj Eti Herawati, yang menghendaki Azis kembali jadi walikota. “Semua itu masih dalam tataran wajar. Karena tidak semuanya harus walikota yang lama atau baru. Wajar semuanya. Asal saling menghargai itu (perbedaan, red),” ujarnya. Dia menyebutkan, campaign itu berasal dari relawan pendukungnya dan masyarakat. Sehingga Edo sendiri tidak bisa membatasi atau bahkan mencegah hal itu. “Sebetulnya itu dari relawan dan masyarakat, kita tidak bisa mencegah itu. Karena ini demokrasi. Bebas, masyarakat ingin mengeluarkan ide apa. Kita sebagai paslon tidak bisa membatasi ke masyarakat,” katanya. Sikap Partai Gerindra relatif lebih santai dalam mendukung pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Cirebon, H Bamunas S Boediman MBA dan Effendi Edo SAP MSi (Oke). Mereka tidak sependapat dengan kampanye yang mewacanakan ganti walikota. Partai Gerindra ingin lebih santun dalam menjalani Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Cirebon. Hal itu disampaikan Sekretaris DPC Partai Gerindra Kota Cirebon, H Heru Cahyono MESy kepada Rakyat Cirebon, Kamis (26/4) kemarin. Menurutnya, untuk tingkat daerah, mengampanyekan ganti walikota justru tidak efektif. Yang harus dilakukan oleh partai pengusung maupun pendukung Oke adalah memasarkan paslon itu sendiri. \"Kita tidak perlu mengurusi calon lain. Bagaimana kita memasarkan calon yang didukung dan diusung itu lebih baik, agar diterima masyarakat,\" ungkap Heru. Menurutnya, dalam pelaksanaan pilwalkot, sepenuhnya rakyat yang menjadi penentu. Artinya, ketika partai pengusung maupun pendukung sudah memasarkan paslonnya, selebihnya menjadi kewenangan rakyat untuk memilih. Sehingga, menurut Heru, tidak perlu elit partai melakukan pemaksaan maupun sejenisnya. \"Dalam pilwalkot yang menentukan itu rakyat. Bukan elit partai atau lainnya. Jadi jangan paksakan kehendak rakyat dalam menentukan pilihan. Kalau kita sudah maksimal menyosialisasikan paslon yang didukung, selebihnya biarkan rakyat menentukan pilihan,\" katanya. (jri)
Sumber: