Longsor Kembali Terjadi, Warga Diminta Siaga

Longsor Kembali Terjadi, Warga Diminta Siaga

\"sejumlah

RAKYATCIREBON.CO.ID – Kembali, jalan yang menghubungkan desa Teja dengan Payung terputus akibat tebing setinggi 15 meter longsor. Longsor sepanjang 15 meter itu terjadi di blok Simpurbongkok desa Teja kecamatan Rajagaluh.

Musibah itu dipicu curah hujan yang cukup tinggi dalam kurun waktu satu pekan terakhir ini. Menurut salah seorang warga desa Teja, Yanto, longsor susulan terjadi sekitar pukul 18.30 WIB saat wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi.

Ia mengungkapkan, sudah satu pekan ini, wilayahnya diguyur hujan dengan intensitas tinggi dan cukup lama. Bahkan dalam satu hari curah hujan bisa berlangsung tiga sampai lima jam.

Yanto menduga, akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan beberapa lokasi tanah di wilayahnya makin labil. Terutama lahan yang gundul atau lahan yang memiliki kemiringan yang sangat curam. Seperti tebing di sekitar Simpurbongkok yang longsor.

“Kejadianya sekitar pukul 18.00 WIB saat waktu Magrib. Longsoran tebing tersebut langsung menutup seluruh bahu jalan. Sehingga akses dari Teja ke desa Payung kembali terputus total,” jelasnya.

Menurutnya, adanya musibah tanah longsor di wilayah tersebut dibenarkan Dandim 0617 didampingi Danramil Rajagaluh Kapten Dedem Suparman.

Pihaknya langsung menerjunkan anggotanya bekerjasama dengan masyarakat dan kepolisian untuk membantu membersihkan matrial tanah longsor yang menutup jalur jalan Teja Payung. 

Ia menuturkan, terputusnya akses jalan di kedua desa itu akibat tumpukan matrial tanah dan beberapa pohon besar yang melintang terbawa tanah longsor.

“Kami bekerjasama dengan masyarakat setempat dan unsur lainya langsung terjun kelokasi guna membersihkan material longsoran. Agar akses jalan itu bisa digunakan kembali oleh masyarakat,”jelasnya.

Terputusnya akses jalan dikedua desa itu menambah daftar jalan penghubung yang terganggu akibat tanah longsor. Dimana sebelumnya akibat hujan deras akses jalan dari desa Payung kecamatan Rajagaluh menuju desa Bantaragung Kecamatan Sindangwangi terputus.

Hal itu juga disebabkan tanah longsor, tepatnya di tanjakan Ciwaru tepatnya dibawah wisata Gunung Ciwaru. Hal ini jelas harus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten terutama dalam  kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam, guna menghindari hal yang tidak diinginkan.

Bencana serupa juga terjadi di jalan provinsi di wilayah bagian selatan Majalengka, tepatnya di blok Minggu Desa Wanahayu kecamatan Maja.

Diduga, longsor yang sempat menutup pinggir jalan antar provinsi itu disebabkan tebing tidak kuat menahan guyuran hujan dengan intensitas yang tinggi.

Apalagi, selama dua tahun terakhir, pinggiran jalan di wilayah tersebut hingga Banjaran sudah terlihat tanda-tanda akan longsor.

Salah seorang pengendara motor, Nunu (23) mengatakan, peristiwa longsor di jalan Maja-Cikijing yang bisa tembus ke wilayah Kabupaten Kuningan tersebut, kemungkinan karena faktor usia dan ketiadaan respon dari pemerintah untuk mencegah terjadinya longsor.

Pasalnya, kata dia, telah dua tahun lebih kondisi di sepanjang jalan itu, sudah ditandai oleh warga dengan menggunakan garis tali seadanya.

\"Makanya sekarang ketika ada longsor, memang sudah tidak aneh. Hanya saja, besok lusa di titik tertentu pasti akan terjadi lagi, mengingat belum ada penanganan pencegahan,\" ungkap Nunu, Senin (12/2).

Terpisah, salah seorang pamong desa Wanahyu, Ade Dolf membenarkan, selama tiga hari berturut-turut, hujan deras yang mengguyur wilayah Selatan Majalengka dengan curah tinggi menyebabkan longsor.

Menurutnya, berdasarkan informasi dari warga setempat, longsor terjadi sekitar pukul 00.10 WIB, Senin (12/2) dini hari dan menutupi seluruh jalan provinsi. Ia meminta pihak terkait segera melakukan pencegahan longsor sebelum jatuh korban.

\"Kami telah melaporkan ke instansi terkait baik BPBD maupun Dinas BMCK dan meminta bantuan alat berat. Sementara sebagian sudah dikerjakan. Pengendara harus hati-hati saat melintas,\" ungkapnya.

Salah seorang sopir mikorolet, Hendi mengatakan, sejumlah kendaraan roda empat sebagian memilih akses Cibunut-Sangiang melewati area ‎terasering Panyaweuyan. Mengingat jalur menuju ke Cikijing dan Kuningan itu sempat tertutup total oleh longsoran tanah tebing.

Ia berharap, pemerintah provinsi segera menganggarkan pencegahan baik dari sisi kanan maupun sisi kiri jalan.

\"Sepanjang jalan Maja-Cikijing ini, tepatnya setelah Cikebo rawan longsor. Karena sebagain besar jalur ini, bila kanannya tebing, maka di sebelah kiri pasti jurang, begitupun sebaliknya,\" ujarnya. (pai/hrd)

Sumber: