Harga Beras Tak Kunjung Turun, Operasi Pasar Bulog Belum Ngefek
RAKYATCIREBON.CO.ID – Harga beras di sejumlah pasar tradisional masih tinggi. Jika tidak kunjung turun, diperkirakan bakal memicu inflasi.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Jawa Barat, Wiwiek Sisto Widayat usai mengisi salah satu acara di Kota Cirebon.
Menurut dia, beras bakal menjadi salah satu komoditas yang andil besar pada inflasi Januari 2018. Pasalnya, hingga kini harga beras di pasaran tak kunjung turun, meski sudah dilakukan berbagai upaya stabilisasi harga oleh Bulog.
“Kemarin survei produk harian (SPH). Inflasi Januari di Jawa Barat, kira – kira akan di sekitar 0,48. Salah satu komoditi penyumbang inflasi itu adalah beras. Beras menjadi penyumbang di sekitar 0,05 sampai 0,8,” ungkap Wiwiek kepada Rakyat Cirebon.
Saat ini, kata dia, di sejumlah pasar harga beras premium berada jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
“Konsistensi harga beras yang sekarang di atas HET, sekarang harga beras premium itu sekitar Rp11,8 ribu per kilogram (kg), jauh di atas HET yang Rp9,4 ribu per kg,” kata dia.
Tingginya harga beras, diprediksi Wiwiek bakal berlangsung dalam jangka cukup panjang. Oleh karenanya, sumber inflasi terbesar hampir pasti dari harga melonjaknya harga beras di sejumlah pasar di Jawa Barat.
“Itu trennya masih akan stabil di sekitar itu. Meskipun Bulog di Jawa Barat itu sudah melakukan operasi pasar sejak beberapa minggu yang lalu, tapi memang stabil harganya. Itu yang akan membuat beras menjadi sumber inflasi di bulan ini,” lanjut dia.
Sayangnya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat tidak bisa berbuat banyak. Dikatakan Wiwiek dari hasil rapat koordinasi TPID, hanya disepakati dua upaya saja untuk menanggulangi tingginya harga beras.
“Kami menyepakati dua hal yang bisa dilakukan yaitu operasi pasar dan bazar beras. Bazar kebutuhan pokok secara terus menurs,\" imbuhnya. (wan)
Sumber: