Bacabup Taufan: Jangan Main Fitnah

Bacabup Taufan: Jangan Main Fitnah

MAJALENGKA - Bakal calon bupati (bacabup) Majalengka Drs H Taufan Ansyar mengatakan, dalam momentum memperingati Maulid nabi Muhammad SAW, mengajak seluruh masyarakat untuk meneladani konsep kepemimpinan Rasulullah. 
\"bacabup
Taufan Ansyar (pakai iket) temui warga Beusi Majalengka. dok. Rakyat Cirebon
Yakni, kepemimpinan yang memberi teladan, inspirasi, serta tetap handap asor (menghormati orang lain, red). Salah satu cirinya yakni manakala menjadikan kursi kepemimpinan sebagai wasilah perjuangan, bukan tujuan perjuangan.

\"Saya mengajak, marilah kita meneladani Rasulullah SAW. Karena beliaulah pemimpin sejati yang telah membawa bangsa dari zaman yang suram ke zaman yang penuh berkah ini,\" jelas Taufan kepada Rakyat Majalengka, Jum’at (1/12). 

Dia juga mengajak umat Islam menjaga ukhuwah Islamiyah. Ini karena persaudaraan merupakan cermin Islam yang sesungguhnya. Taufan juga berharap ke depan moral serta akhlak generasi muda anak bangsa, khususnya di Majalengka, semakin baik. Ini demi masa depan Majalengka yang cerah. 

\"Upaya menyempurnakan akhlak, salah satu pembelajaran penting yang harus kita contoh dan teladani, bahwa baginda Rasulullah SAW memulai segala sesuatu itu dari diri sendiri, sabda nabi yang populer “ibda bi nafsika”,” ujarnya.

Lebih lanjut Ia mengatakan, penyempurnaan akhlak selaras dengan misi kenabian Muhammad SAW yakni menyempurnakan akhlak manusia, karena akhlak adalah kunci pokok bagi tegaknya panji-panji kehidupan manusia. 

Karena nabi Muhammad juga lanjutnya, memahami bahwa perubahan sosial tidak akan terjadi tanpa perubahan kultural, dan perubahan kultural mustahil terjadi tanpa perubahan individual.

\"Oleh karena itu melalui momentum peringatan hari kelahiran nabi Muhammad ini kami mengajak kita semua untuk terus meneladani dan melajutkan misi kerasulan nabi Muhammad sebagai pembawa risalah dari Allah SWT yakni menyampaikan Islam rahmatan lil alamin\", ajaknya. 

Lebih lanjut Taufan menambahkan, salah satu kriteria kepemimpinan yang bernilai kenabian bisa dilihat dari cara orang tersebut meraih kekuasaan. 

Kalau proses dan caranya kasar, berarti jabatan sudah menjadi tujuan bukan wasilah. Kalau menghalalkan segala cara, kasar, penuh fitnah, dan jauh dari yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, menurutnya jabatan sudah jadi tujuan bukan wasilah. 

“Ini penting. Supaya kita yang santri berbeda dengan di luar santri. Supaya kita yang pernah dibimbing oleh ulama bisa menjadi pemimpin yang santun, handap asor, tidak main fitnah, tidak main kasar,” tambahnya. (hsn)

Sumber: