Gubernur: Jabar Rawan Bencana

Gubernur: Jabar Rawan Bencana

CIREBON – Potensi bencana alam pada akhir tahun selalu tinggi. Di Jawa Barat, secara keseluruhan rawan terjadi bencana. Terlebih saat cuaca ekstrem seperti saat ini. Makanya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan daerah ini siaga bencana.
\"pemprov
Pohon tumbang di jalan utama Kuningan-Cirebon. Foto: Aleh/Rakyat Cirebon
“Siaga bencana dari awal November sampai Mei 2018,” ungkap Gubernur Jabar, H Ahmad Heryawan Lc, usai menghadiri penandatanganan MoU hibah dengan Pemkot Cirebon, di Balaikota Cirebon, Jumat (1/12) kemarin.

Politisi PKS yang akrab disapa Aher itu menambahkan, Jabar merupakan daerah yang rawan bencana. Hal itu dikarenakan Jabar memiliki karakteristik secara geologis terbentuk dari vulkanik muda, yang mana punya dua sifat, yaitu subur dan rapuh. “Secara umum Jawa Barat rawan (bencana). Karena sifat dasarnya itu,” ujarnya.

Maka dari itu, kata Aher, ketika terjadi bencana alam, tidak bisa hanya mengidentifikasi pemicunya adalah hutan gundul atau kerusakan alam. Meskipun faktor itu ada, tapi tidak melulu jadi faktor utama.

“Jadi kalau ada longsor di Jawa Barat, tidak harus menyalahkan hutan gundul. Karena belum tentu. Karena di beberapa tempat, tidak ada hujan dan angin bisa terjadi longsor,” tuturnya.

Tapi faktor kerusakan alam yang dipicu tangan jahil oknum manusia, kata Aher, juga harus diantisipasi. Di samping terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk tidak merusak hutan atau lingkungan secara keseluruhan, Pemprov Jabar juga rutin menggiatkan penanaman pohon.

“Kita antisipasi seluruhnya, ke manusianya juga jangan menggunduli hutan. Kita dorong hutan yang gundul untuk ditanami. Kita juga tiap tahun menanam puluhan juta pohon. Di saat yang sama, harus ada deteksi dini juga,” katanya.

Oleh karenanya, Aher mengimbau kepada semua pihak, utamanya pemerintah agar berkoordinasi dengan semua lembaga vertikal dan lainnya, termasuk dengan lembaga di bawahnya. Semua pihak diminta untuk berada pada posisi siaga 1.

“Siaga itu kita harus melakukan deteksi dini, sesuai informasi dari badan terkait penanggulangan bencana. Jika terdeteksi, misalnya di daerah ini akan ada longsor, banjir dan lain sebagainya, harus segera antisipasi dini. Misalnya dengan melakukan evakuasi orang-orang di lingkungan tersebut,” terang Aher.

Langkah antisipasi dari sisi kebijakan anggaran, Aher menyampaikan, Pemprov Jabar setiap tahunnya menyediakan anggaran Rp75 miliar untuk siaga bencana. Anggaran sebesar itu sebenarnya tidak pernah habis dalam setahun. Tapi pemprov lebih ingin menjamin ketersediaan anggaran sebagai bentuk antisipasi.
“Dana cadangan biasanya kami menyediakan Rp75 miliar setiap tahun dan itu tidak pernah habis. Jadi tidak perlu ditambah. Paling habis Rp20-30 miliar,” katanya.
Hal senada disampaikan Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH. Pihaknya telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon untuk siaga bencana. “Karena bencana datang tiba-tiba. Jadi memang semua pihak harus siaga,” katanya. 

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin meminta warga mewaspadai perubahan cuaca.

“Hasil koordinasi dengan BMKG, memasuki bulan Desember curah hujan akan terus meningkat tapi belum merata,” kata Agus, kemarin (1/12).

Selain itu, kata Agus, dirinya meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada akibat badai tropis cempaka dan dahlia yang dapat menimbulkan banjir, genangan, banjir bandang, longsor, angin kencang. 

Masyarakat juga diminta untuk lebih berhati-hati dalam beraktifitas di luar, hindari aktifitas di tebing dan lereng saat hujan juga waspada saat berteduh di bawah pohon.

“Seperti yang terjadi Kamis 30 November, akibat hujan deras yang disertai angin kencang di wilayah Kabupaten Kuningan, menyebabkan sejumlah pohon besar tumbang di pinggir jalan utama Kuningan-Cirebon,” ujarnya. Akibatnya musibah pohon tumbang kemacetan panjang terjadi di sepanjang jalan tersebut.

“Sedikitnya ada enam tempat pohon tumbang di jalur utama Kuningan-Cirebon ini yang disebabkan oleh hujan deras dari pagi hari di sertai angin kencang. Mungkin karena pohon-pohon ini sudah di makan usia juga hingga rapuh di bagian akarnya,” kata AKP Purwadi, Kasat Lantas Polres Kuningan yang terjun langsung mengevakuasi pohon tumbang bersama anggotanya. 

Ditambahkan Purwadi, untuk menghindari kemacetan yang cukup panjang, pihaknya mengalihkan sebagian kendaraan dari arah Kuningan dialihkan melalui jalan alternatif melewati Desa Ciniru yang nantinya tembus ke jalan baru Sangkanurip begitu juga arus kendaraan sebaliknya.

Dari pantauan di lapangan, petugas kepolisian yang dibantu oleh BPBD Kabupaten Kuningan berusaha memotong pohon yang tumbang ke jalan raya. Banyaknya pohon tumbang mengakibatkan petugas kepolisian dan BPBD membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat membersihkan material pohon yang tumbang itu.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Purwadi pun mengimbau kepada para pengguna jalan pengendara roda dua ataupun roda empat agar berhati-hati dalam berkendara saat cuaca hujan yang disertai angin kencang.(jri/ale)

Sumber: