Guru SD Rela Pensiun Dini, Ikut Berebut Kursi Kuwu
Kamis 26-10-2017,04:21 WIB
CIREBON - Anggaran Desa yang mencapai miliaran rupiah menjadi magnet masyarakat untuk mencalonkan diri menjadi kuwu atau kepala desa. Bahkan, tak jarang incumbent kembali ikut bertarung berebut kursi kuwu.
|
Fathurahman bersama istrinya saat berkampanye pilwu di desa Astanajapura. Foto: Zezen/Rakyat Cirebon |
Bahkan, guru SD, Fathurahman rela mengajukan pensiun dini demi mencalonkan diri jadi calwu di desa Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Fathurahman mengaku, ingin mengabdi pada masyarakat setelah pensiun dari guru SD.
\"Setelah saya mengajukan permohonan dini untuk pensiun dan mendapatkan Surat Keputusan (SK) pensiun, saya mendaftarkan diri menjadi calon kuwu. Hal ini, tak lain ingin mengabdi pada masyarakat,\" katanya.
Suami dari Kapsah itu rela melepas status guru Agama di SD agar bisa fokus memenangkan Pemilihan Kepala Desa yang akan dilaksanakan pada 29 Oktober 2017.
Ia mengaku, rela pesiun diri dari guru karena tergerak ingin membangun desa Astanajapura . “Khususnya dalam segi religi dan perekonomian,” tutur lelaki yang kini telah dikaruniai tiga orang putra itu.
Pria Kelahiran 1963 ini berharap, agar dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa nanti tidak menimbulkan gejolak, apalagi permusuhan antar warga.
“Kami berharap, masyarakat semakin dewasa dan bijak dalam menentukan calon pemimpinnya, dan semua calon harus siap kalah dan siap menang. Intinya, iklim kondusivitas dan kebersamaan harus selalu diutamakan demi masyarakat dan warga desa Astanajapura itu sendiri,” pungkasnya. (zen)
Sumber: