Proyek Tanggul Ciberes Diprotes Warga
Kamis 05-10-2017,14:00 WIB
WALED - Proyek pembangunan tanggul dan normalisasi sungai Ciberes di Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon menuai protes sejumlah warga.
|
Normalisasi sungai Ciberes diprotes warga Waled. Foto: Zezen/Rakyat Cirebon |
Nuri, salah seorang warga Desa Ciuyah mengungkapkan, banyak persoalan muncul saat proses pelaksanaan dan hasil pekerjaan yang kurang maksimal. Sehingga dikhawatirkan menyisakan dampak luapan air sungai kepada wilayah sekitarnya.
Pelaksanaan proyek pembangunan tanggul dan normalisasi sungai Ciberes dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC) oleh PT Taruna Karya Utama. Kini pembangunannya sudah berjalan sekitar 4 bulan, tetapi banyak mendapat keluhan dari masyarakat.
Menurut Nuri, awalnya warga menyambut gembira terkait pelaksanaan proyek BBWSCC. Karena akan mengeruk sungai dan membangun tanggul. Tetapi ketika membangun tanggul hanya satu sisi membuat warga desa malah merasa takut akan kena banjir lagi.
“Kalau pembangunan tanggul hanya satu sisi dipastikan memasuki musim hujan, Desa Ciuyah akan semakin parah banjirnya. Dikiranya akan dibangun tanggul kanan dan kiri sungai, tidak tahunya hanya yang ada di Desa Ambit. Warga pernah memprotes tapi tidak ada solusi,“ kata Nuri ke Rakyat Cirebon, kemarin.
Sementara salah seorang perangkat Desa Gunungsari yang enggan dikorankan namanya, mengatakan pelaksanaan proyek tidak jelas titik yang dilaksanakan kontraktor. Menurutnya tidak pernah ada koordinasi dengan pemerintah desa.
Warga juga sempat memprotes lantaran pembangunan tanggul yang bertemu dengan sekitar 5 titik saluran pembuangan air limbah (SPAL) tanpa dipasangkan kelep. Kemudian tanggul yang bertemu dengan jembatan tanpa dilakukan peninggian jembatan.
Sementara petani asal Desa Cikulak Kidul, Oso menuturkan, sebenarnya bukan menolak ada proyek pembangunan tanggul dan pengerukan sungai.
Akan tetapi pelaksana proyek harus memikirkan resiko dalam setiap langkah yang dilakukan. Seperti persoalan akses angkutan material yang sulit karena harus masuk ke gang.
Mencari jalan pintas dengan cara membendung sungai dan menjadikannya sebagai akses lintasan itu bukanlah solusi yang baik.
\"Harusnya tidak boleh membendung sungai, ribuan petani dari kecamatan Waled, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Babakan mengandalkan pengairan dari sungai Ciberes,“ ungkapnya.
Sementara pihak pelaksana proyek PT Taruna Karya Utama ketika ingin dikonfirmasi tidak berada dilokasi kegiatan.
Salah seorang karyawan yang memberikan nomer handphone penanggung jawab kegiatan proyek, Agus, saat dihubungi berkali-kali tidak mendapatkan jawaban. (zen)
Sumber: