Kantor PGTC Dirusak, Menejemen Lapor Polisi

Kantor PGTC Dirusak, Menejemen Lapor Polisi

SUMBER – Kisruh antara warga Tegal Gubug dengan pihak Pusat Grosir Tegalgubug Cirebon (PGTC) nampaknya akan berbuntut panjang. Pasalnya, pihak PGTC telah melayangkan laporan tentang dugaan perusakan, penganiayaan dan pencurian ke pihak Polres Cirebon.
\"petugas
Manajemen PGTC laporkan perusakan kantornya. Foto: Yoga/Rakyat Cirebon  
Untuk diketahui, aksi yang dilakukan oleh massa di depan Kantor bupati Cirebon, Senin (2/3) dikabarkan tidak diikuti oleh semua peserta aksi. Pasalnya, terdapat beberapa oknum warga yang pada saat bersamaan demo melakukan perusakan di kantor pemasaran PGTC.

Bukan hanya merusak, oknum massa tersebut juga diketahui melakukan pemukulan terhadap salah satu petugas keamanan PGTC dan juga mengambil benda berharga milik korbannya seperti dompet, ponsel serta barang lainnya. Oleh karena itu, menejemen PGTC langsung melaporkan kejadian tersebut ke petugas kepolisian untuk ditindaklanjuti.

Ditemui di Mapolres Cirebon, Branch Manager PGTC, Hendra Wijaya mengakui korban saat ini masih dilakukan visum untuk memperjelas letak penganiayaan di tubuhnya. Dirinya juga mengungkapkan, korban masih merasa syok sehingga belum bisa dimintai keterangan.

“Kita akan laporkan dan sekarang saya mendampingi korban untuk melapor. Memang ada pengrusakan, pemukulan dan barang milik korban diambil oleh masaa yang diperkirakan sekitar seratusan,” ujar Hendra kepada wartawan.

Untuk kronologis kejadian, Hendra mengaku telah mendapatkan keterangan dari korban. Menurutnya, saksi yang tidak diketahui darimana asalnya langsung datang ke lokasi untuk selanjutnya melakukan pengrusakan.

“Waktu itu korban sedang berada di belakang kantor tiba-tiba dikagetkan dengan suara bising dari knalpot motor. Spontan korban kedepan untuk melihatnya. Saat aksi berlangsung, korban mencoba mencoba untuk mengabadikannya dengan ponsel namun terdapat massa yang meneriaki korban sebagai mata-mata dan korban seketika langsung dikepung massa itu. Saat mengepung itulah, massa mengambil hadphone dan dompet korban. Sampai sekarang, dompet dan ponsel korban belum di kembalikan,” ungkapnya.

Ditambahkan Hendra, selain adanya korban, terdapat kerugian materiil yang diderita oleh menejemen. Hal itu dikartenakan berkas milik perusahaan yang ada di kantor ikut di bakar oleh massa yang ada.

“Berkas memang kita simpan di laci kantor dan oleh massa diambil untuk dibakar. Jelas kita dirugikan dengan tindakan seperti itu, makanya kita melapor,” tambahnya.

Disinggung mengenai besaran kerugian yang diderita, Hendra memperkirakan tak kurang dari Rp1Miliar. Hanya saja, jumlah tersebut menurutnya bisa bertambah karena belum dilakukan penghitungan secara detil.

“Berkas yang dibakar itu berkas penting semua sehingga kita akan merasa sangat dirugikan. Bukan hanya itu, kamera pengawas yang kita pasang semuanya dirusak dan kerusakan lainnya akibat aksi anarkis massa tersebut,” terangnya.

Diakhir, Hendra mengaku akan menyerahkan sepenuhnya kejadian ini kepada pihak kepolisian. Dirinya berharap, pelaku segera ditangkap karena dia mengaku tel;ah memiliki bukti siapa saja yang melakukan pengrusakan.

“Walaupun kamera pengawas rusak, tetapi kita bawa rekaman sebelum kameranya dirusak. Kita juga ada bukti lainnya yang nanti akan diserahkan kepada kepolisian. Intinya, kita akan menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak berwajib,” tandasnya.

Sementara itu, Surya, korban pemukulan nampak tidak banyak bicara. Raut wajah ketakutan masih terlihat saat sejumlah wartawan mencoba untuk mengkonfirmasi kepada korban. (yog)

Sumber: