Gerindra Sentil Soal Etika Politik
Jumat 29-09-2017,12:00 WIB
CIREBON – Wacana “perkawinan” petahana Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH dengan Ketua DPD Partai Nasdem, Dra Hj Eti Herawati (Eeng Charli) yang dilakukan Partai Nasdem terus melahirkan spekulasi bahwa Koalisi Cirebon Maju (KCM) akan bubar. Poros koalisi yang sudah dibentuk petahana bersama lima parpol itu semakin gaduh.
|
Dialog interaktif pemilih cerdas Partai Gerindra Kota Cirebon. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon |
“Wacananya memang Partai Nasdem mau masuk ke KCM, tapi Pak Azis sendiri belum memberi pernyataan sikap apapun,” ungkap Ketua DPC Partai Gerindra Kota Cirebon, H Eman Sulaeman, saat ditemui di Pelandakan Harjamukti usai melaksanakan dialog interaktif pemilih cerdas Partai Gerindra, kemarin sore.
Ia menambahkan, Partai Gerindra juga bersikap serupa dengan PKS. Mereka meminta, KCM terlebih dahulu melakukan musyawarah untuk membahas wacana yang berkembang di publik bahwa Partai Nasdem akan bergabung.
“Kita ingin dengar dulu dari Partai Demokrat, benar tidak Partai Nasdem mau masuk? Atau jangan-jangan hoax. Yang pasti tetap mengedepankan etika berpolitik. Intinya, kalau Partai Nasdem mau bergabung, kita bicarakan dulu. Diterima atau tidak, itu bagaimana kita sepakatnya,” tutur Eman.
Politisi yang juga anggota DPRD Kota Cirebon periode 2009-2014 itu mencoba berpikir positif dengan sikap petahana yang sejauh ini belum bersikap dan memutuskan waktu untuk bermusyawarah bersama parpol peserta KCM.
“Mungkin Pak Azis sedang mencari waktu luang untuk bertemu dengan kita. PKS memang sudah menyampaikan ke kita pekan ini Pak Azis bisa bertemu bersama, mudah-mudahan bisa,” ujarnya.
Eman menegaskan, pihaknya tidak pernah merasa alergi dengan partai manapun, termasuk Partai Nasdem. Hanya saja, pihaknya akan fatsun terhadap kebijakan DPP Partai Gerindra.
“Kita tidak alergi dengan siapapun. Tapi sikap partai, konsekuensinya berkaitan dengan rekomendasi. Apakah boleh kita berkoalisi dengan Partai Nasdem?” katanya.
Dijelaskan Eman, kemungkinan bahwa DPP Partai Gerindra tidak merestui apabila berkoalisi dengan Partai Nasdem, dikhawatirkan akan berpengaruh pada terbitnya rekomendasi. Misalnya ketika Azis-Eeng yang akan diusung, Eman khwatir, DPP Partai Nasdem tak mau menerbitkan rekomendasi.
“Karena nanti pada akhirnya rekomendasi dari DPP. Misalnya pada akhirnya Azis-Eeng, apakah DPP Partai Gerindra juga akan menerbitkan rekomendasinya? Ini juga harus dikalkulasi,” kata dia.
Sementara itu, dalam dialog interaktif pemilih cerdas Partai Gerindra, hadir pula Ketua KPU Kota Cirebon, Emirzal Hamdani SE Ak sebagai pembicara. Dalam kesempatan itu, Emir mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Walikota (Pilwalkot) 2018 mendatang.
“Dalam momentum pilkada ini, masyarakat bisa menentukan langsung siapa pemimpin Kota Cirebon lima tahun kedepan. Sehingga diharapkan semua masyarakat yang sudah punya hak pilih, agar menyalurkannya ke TPS,” kata Emir.
Sebelumnya, meski PAN sebagai salah satu komponen KCM sudah menyatakan akan menerima Partai Nasdem, selagi ikut aturan main dan tidak memaksakan Eeng Charli – sapaan akrab Eti Herawati – menjadi calon wakil walikota, PKS yang juga komponen KCM punya sikap tersendiri.
“Saya sudah klarifikasi ke Pak Walikota terkait pemberitaan baru-baru ini, bahwa beliau ingin maju dengan Bu Eti. Kalau tanpa persetujuan partai KCM ini sangat ironis,” ungkap Ketua DPD PKS Kota Cirebon, H Karso, kepada Rakyat Cirebon, Rabu (27/9).
Menurutnya, apabila dengan masuknya Partai Nasdem langsung menyepakati Azis-Eeng untuk diusung, maka hal itu sudah jelas melanggar kesepakatan yang dibangun. “Karena kesepakatannya itu, calon yang akan diusung itu berdasarkan hasil survei bakal calon dari partai yang ada di KCM,” katanya. (jri)
Sumber: